Kemandirian
ada seorang anak berusia antara 2-3 tahun saat ini dia belajar di kelompok Batita. beberapa pembiasaan yang sedang ditanamkan untuk kelompok batita adalah kemandirian. salah satu contohnya bagaimana anak dapat membuka dan melepas sepatu sendiri. pembiasaan ini dilakukan terus menerus dari awal guru memotivasi prosedur melepas sepatu sampai anak dapat memakai sepatu sendiri. suatu ketika ada seorang anak yang sudah dapat melakukan prosedur tersebut akan tetapi tiba-tiba hari ini dia tidak mau melakukannya. "aku tidak bisa" itu kata-kata yang terus keluar dari mulutnya. sementara sang guru terus memotivasinya dengan sabar. tapi si anak tetap merengek sampai akhirnya menangis dengan tetap bertahan pada ucapannya "aku tidak bisa". sang guru pun terpaksa mengalah dan memberikan sedikit bantuan kepada si anak untuk selanjutnya anak sendiri yang akan menyelesaikan prosedur membuka sepatunya. setelah anak selesai membuka sepatu dan masuk ruangan sang guru penasaran kenapa si anak tadi tidak mau melepas sepatu sendiri padahal sudah dua minggu terakhir ini dia lancar membuka sepatu. guru mengamati sepatu anak, tidak ada yang berbeda dari sepatunya "ini masih tetap sepatu yang biasanya" gumam sang guru.dan tidak ada tanda-tanda yang membuat sepatu ini tidak nyaman untuk dipakai.
sang guru masih terus penasaran kemudian dia masuk kelas dan berusaha mendekati si anak untuk bertanya. sambil melakukan jurnak si anak ditanya sama gurunya. "apakabarmu hari ini nak" anak tidak menjawab hanya menggerakkan tubuhnya memberikan kode bahwa dia sedang sehat."apakah kamu sehat" anak mengangguk. "bagaimana perasaanmu hari ini apakah ada yang membuatmu sedih atau tidak nyaman"
anak kembali menggeleng. berbagai macam model pertanyaaan sudah dicoba sang guru untuk menyelidiki kenapa anak ini berubah tiba-tiba. dari yang biasanya datang dengan ceria lalu membuka sepatu dengan lancar dan seterusnya, tapi kenapa hari ini hal itu semua tidak terlihat.
sang guru yang masih penasaran terus mengamati anak bagaimana cara dia jurnal bagaimana cara dia merespon komunikasi yang sedang diahadapi bahkan bagaimana dia bersikap dengan lingkungannya. sang guru tetap tidak menemukan soslusinya.
kegiatan satu haripun berlalu saat anak-anak mau pulang kembali pengamatanku tertuju pada anak yang tadi tidak bisa membuka sepatu sendiri. ternyata saat akan memakai sepatu dia malah menangis dan berkata dengan kerasnya "aku tidak bisa memakai sepatu" kembali sang guru mendekat sambil berkata dengan lembut "bila kamu tidak bisa bicaralah dengan lembut, ustadah aku perlu bantuan" sang guru lalu memberikan sedikit bantuan seperti yang dia lakukan di pagi harinya. anakpun dengan sedikit menangis dia mulai memakai sepatunya.
hal yang menarik untuk aku amati adalah terkadang orang dewasa salah kaprah dalam menilai dan memberikan batuan pada anak. anak adalah pribadi yang memiliki harga diri. pendampingan orang dewasa harus benar-benar menjaga kwalitas. mulai dari menjaga intonasi suara ekspresi wajah yang wajar sentuhan tubuh yang lembut akan memberikan pengalaman menarik kepada anak sehingga anak akan selalu berfikir positif tentang cara mengatasi masalah dalam hidupnya
marilah mulai membenahi diri menjadi teladan yang baik kepada anak.
membahas tentang ide permainan yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru dalam mendampingi anak-anak usia dini dari 0 sampai 7 tahun
sentra
Kamis, 10 Desember 2015
10 tahun pernikahan kami
25 januari 2005
Tanggal itu sangat bersejarah dalam kehidupanku
Pada saat didepan waliku seorang laki-laki mengucapkan sumpah dalam kalimat ijab qobul untuk memilihku menemaniku, menjagaku, dan akan membimbingku menggapai ridhoMU
Sejak tanggal itulah aku resmi menjadi istrinya
Dalam kehidupan sebelumnya tak pernah kubayangkan bahwa engkau akan menjadi imamku
Allah sang pemilik jiwaku telah mengatur sedemikian indahnya dengan mempertemukanku dengan laki-laki yang sangat jauh perbedaannya
Mencatat bagaimana tahun-tahun pertama dilalui
Hari-hari pertama pernikahan sangat indah tetapi semua tidak berlangsung lama seminggu setelah pernikahan kami harus mencari rumah tinggal karena uang seadanya maka yang bisa kami lakukan adalah mencari rumah kontrakan.dengan modal seadanya kami akhirnya menemukan rumah kontrakan yang cukup sederhana namun patut kami syukuri.
hari demi hari berlalu aku mulai merasakan ada kehidupan baru dalam hidupku. aku mulai mengandung anak pertamaku dan semua seakan terasa sulit bagaimana tidak ketika akan datang kehidupan baru suamiku belum bekerja dan kami hidup dengan mengandalkan gajiku yang mungkin dalam hitungan matematika manusia jauh dari kata pantas tapi tidak dengan matematika Tuhan.
alhamdulillah masa sulit kehamilan anak pertama ku lalui dengan ijin Allah.
saat-saat kelahiran anak pertama
ketika tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan saat itulah masalah kembali muncul aku harus ke bidan sementara aku tidak punya uang sama sekali. namun masa sulit itu pun berlalu ketika semua sudah kupasrahkan pada yang memiliki hidupku. anak pertama kami lahir dengan berat 3,7 kg panjang 52 cm di bidan dekat rumah namanya ibu umi. bayi lucu dan sehat dengan jenis kelamin perempuan ini aku beri nama "Shofiyah Wahdani Annaqsabandiyah". beratnya hidup dengan serba seadanya terkadang membuat air mata ini sering jatuh tanpa disadari. saat menikmati pulasnya bayi mungil dalam dekapanku aku selalu berjanji dalam hati "nak, kehidupanmu kelak akan jauh lebih baik daripada kehidupan umi" "kau akan menjadi orang sukses yang akan selalu menjadi kebanggaan kami dan agamamu"
semua tentang rasa sulit dan ketidak berdayaan kujalani semampu usaha yang kami lakukan. sampai suatu ketika anakku berusia 10 bulan dia harus opname karena sakit muntaber saat itu terasa betapa sakitnya karena kesedihan melihat putri kecilku tak berdaya dengan selang infus ditangannya. namun air mata itu terbayar saat ada seorang kurir datang mencari suamiku untuk mengantarkan surat panggilan dari sebuah perusahaan daerah dikota kami.
sujud syukurku yang tiada tara Ya Allah semua pasti ada hikmahnya ketika kita percaya dengan kekuatan kepasrahan kepadaNya.
sejak saat itu 16 Agustus 2006 suamiku mulai kerja disebuah perusahaan swasta milik daerah yang bergerak dibidang perkebunan. tahun-tahun pertama perjalanan itu butuh berjuang menata hati dan memberi pengertian untuk merubah sebuah pembiasaan baru dan keluar dari pembiasaan yang sudah menjadi paradigma.
alhamdulillah semua sudah berlalu sepuluh tahun semua air mata yang terasa menyedihkan kini mulai menjadi tawa yang menyejukkan melihat tiga permataku tersenyum merayu merajuk memeluk berada dipangkuanku.
Ya Allah semoga semua kebahagiaan ini selalu menjadi bagian terindah dari cerita dalam hidupku
salam sayang untuk suamiku tercinta Abdul Muis SP, salam sayang untuk anak-anakku : "Shofiyah Wahdani Annaqsabandiyah, Sayyidah Rummana, dan Shout Abddurrahman Addahil"
jember, 25 Januari 2015
Tanggal itu sangat bersejarah dalam kehidupanku
Pada saat didepan waliku seorang laki-laki mengucapkan sumpah dalam kalimat ijab qobul untuk memilihku menemaniku, menjagaku, dan akan membimbingku menggapai ridhoMU
Sejak tanggal itulah aku resmi menjadi istrinya
Dalam kehidupan sebelumnya tak pernah kubayangkan bahwa engkau akan menjadi imamku
Allah sang pemilik jiwaku telah mengatur sedemikian indahnya dengan mempertemukanku dengan laki-laki yang sangat jauh perbedaannya
Mencatat bagaimana tahun-tahun pertama dilalui
Hari-hari pertama pernikahan sangat indah tetapi semua tidak berlangsung lama seminggu setelah pernikahan kami harus mencari rumah tinggal karena uang seadanya maka yang bisa kami lakukan adalah mencari rumah kontrakan.dengan modal seadanya kami akhirnya menemukan rumah kontrakan yang cukup sederhana namun patut kami syukuri.
hari demi hari berlalu aku mulai merasakan ada kehidupan baru dalam hidupku. aku mulai mengandung anak pertamaku dan semua seakan terasa sulit bagaimana tidak ketika akan datang kehidupan baru suamiku belum bekerja dan kami hidup dengan mengandalkan gajiku yang mungkin dalam hitungan matematika manusia jauh dari kata pantas tapi tidak dengan matematika Tuhan.
alhamdulillah masa sulit kehamilan anak pertama ku lalui dengan ijin Allah.
saat-saat kelahiran anak pertama
ketika tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan saat itulah masalah kembali muncul aku harus ke bidan sementara aku tidak punya uang sama sekali. namun masa sulit itu pun berlalu ketika semua sudah kupasrahkan pada yang memiliki hidupku. anak pertama kami lahir dengan berat 3,7 kg panjang 52 cm di bidan dekat rumah namanya ibu umi. bayi lucu dan sehat dengan jenis kelamin perempuan ini aku beri nama "Shofiyah Wahdani Annaqsabandiyah". beratnya hidup dengan serba seadanya terkadang membuat air mata ini sering jatuh tanpa disadari. saat menikmati pulasnya bayi mungil dalam dekapanku aku selalu berjanji dalam hati "nak, kehidupanmu kelak akan jauh lebih baik daripada kehidupan umi" "kau akan menjadi orang sukses yang akan selalu menjadi kebanggaan kami dan agamamu"
semua tentang rasa sulit dan ketidak berdayaan kujalani semampu usaha yang kami lakukan. sampai suatu ketika anakku berusia 10 bulan dia harus opname karena sakit muntaber saat itu terasa betapa sakitnya karena kesedihan melihat putri kecilku tak berdaya dengan selang infus ditangannya. namun air mata itu terbayar saat ada seorang kurir datang mencari suamiku untuk mengantarkan surat panggilan dari sebuah perusahaan daerah dikota kami.
sujud syukurku yang tiada tara Ya Allah semua pasti ada hikmahnya ketika kita percaya dengan kekuatan kepasrahan kepadaNya.
sejak saat itu 16 Agustus 2006 suamiku mulai kerja disebuah perusahaan swasta milik daerah yang bergerak dibidang perkebunan. tahun-tahun pertama perjalanan itu butuh berjuang menata hati dan memberi pengertian untuk merubah sebuah pembiasaan baru dan keluar dari pembiasaan yang sudah menjadi paradigma.
alhamdulillah semua sudah berlalu sepuluh tahun semua air mata yang terasa menyedihkan kini mulai menjadi tawa yang menyejukkan melihat tiga permataku tersenyum merayu merajuk memeluk berada dipangkuanku.
Ya Allah semoga semua kebahagiaan ini selalu menjadi bagian terindah dari cerita dalam hidupku
salam sayang untuk suamiku tercinta Abdul Muis SP, salam sayang untuk anak-anakku : "Shofiyah Wahdani Annaqsabandiyah, Sayyidah Rummana, dan Shout Abddurrahman Addahil"
jember, 25 Januari 2015
Langganan:
Komentar (Atom)