Hari ini merupakan pertemuan kesekian kalinya dengan dia, saya belum pernah melihat yang istimewa padanya karena setiap orang yang berinteraksi dengannya selalu kalimat negatif yang muncul. Melihatnya terbayang wajah lugu seorang bocah berusia 4 tahun mudah ngambek saat minta susu tidak segera datang, tiba-tiba menghilang saat ada sesuatu yang menarik perhatiannya, punya energi yang lebih banyak untuk bergerak, suka tersenyum tersipu-sipu apabila kami menyapanya
"assalamu'alaikum teman...apakabar hari ini" sapaku pagi ini ketika kami berpapasan dipintu tengah karena kami berbeda tujuan dia mau ke kelas saya mau ke kantor untuk absen.
Ternyata sapaan yang saya lakukan pagi tadi sangat berdampak pada perasaannya terhadap saya. Dia lebih nyaman masuk kelas balok dia menyapaku dengan ramah pula
Proses pembukaan sentra berjalan seperti biasa teman kecilku yang satu ini mulai mencari-cari perhatian, mulai mengobrol dengan teman dekatnya, mulai gelisah dalam duduk.
Saya menyapa dan menanyakan perasaannya tapi dia hanya dengan tersenyum berusaha meresponku dengan baik. Saya mulai berfikir wah ini tidak bisa berlama-lama memberikan pijakan akhirnya saya mulai menuju pada tahap selanjutnya yaitu mengenalkan nama balok dan cara mempergunakannya menjadi sebuah bangunan. Setelah selesai saatnya anak-anak bermain balok, dengan memilih alas sesuai keinginan anak maka mulailah mereka bermain banyak ide yang berusaha mereka tuangkan dalam bentuk bangunan dari bentuk-bentuk balok.
waktu berjalan beberapa menit saya terus memotivasi anak-anak agar mereka dapat belajar fokus pada pekerjaannya. belajar bagimana fokus diatas alas, belajar merepresentasikan dengan tepat tentang ide membangunnya sesuai paengalaman yang mereka rasakan.
Tiba-tiba dari ujung ruangan muncul suara riang melaporkan hasil pekerjaannya "Bu aku sudah selasai", "Alhamdulillah...", "Apa idemu hari ini" "aku membuat garasi tapi tinggi", "oya setinggi apa", "setinggi hotel bu...", "o, kalau begitu ada berapa lantai", dia mulai berhitung "satu, dua, tiga, empat, lima", "ada lima lantai bu..", "alhamdulillah kamu sudah menghitung jumlah lantai pada bangunanmu", "kalau ada lima lantai, apasaja yang ada pada tiap lantai", dia kembali menjawab dengan antusias ", "dibawah sendiri garasi, lantai kedua rumah polisi, lantai ketiga toko, lantai ke empat rumahku, lantai kelima tempat aku bermain dan diatas sendiri ada tembak yang berguna untuk menjaga bangunan ini", aku tersentak tak pernah terbayang di benakku anak usia 4 tahun mampu menceritakan ide membangunnya secara detail. "alhamdulillah terimakasih informasi tentang bangunanmu selamat bekerja kembali ibu mau menyapa temanmu yang lain "Sungguh pengalaman hari ini sangat berkesan, dalam hati kecilku berdoa semoga Allah menuntunku untuk selalu istiqomah dan memberi yang terbaik", "terimakasih pangeran kecilku atas pengalaman hari ini untukku" "ternyata hari ini kamu bisa tunjukkan padaku bahwa kamu istimewa", "ibu yakin jika kamu terus mengasah pengetahuanmu tentang bangunan maka ibu yakin suatu saat kamu bisa menjadi insinyur yang hebat yang akan membangun negara indonesia dengan ide-ide cemerlangmu"
Pengalaman ini adalah contoh sebagian kecil interaksi kita dengan anak-anak, banyak hal menarik dan positif yang anak-anak ajarkan kepada kita, yang terpenting belajarlah melihat yang positif pada setiap hal yang kita anggap negatif. belajarlah melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, belajarlah mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran kita dengan otentik tidak asumsi dan memberikan label.
"Marilah bantu menyelamatkan anak-anak kita dari korban tekanan orang dewasa, biarkan dia berkembang sesuai dunianya, berilah apa yang mereka butuhkan jangan paksa mereka menerima apa yang kita inginkan"
#edisi bersama A5 Paud Terpadu Al-Furqan
#jember11september2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar