25 januari 2005
Tanggal itu sangat bersejarah dalam kehidupanku
Pada saat didepan waliku seorang laki-laki mengucapkan sumpah dalam kalimat ijab qobul untuk memilihku menemaniku, menjagaku, dan akan membimbingku menggapai ridhoMU
Sejak tanggal itulah aku resmi menjadi istrinya
Dalam kehidupan sebelumnya tak pernah kubayangkan bahwa engkau akan menjadi imamku
Allah sang pemilik jiwaku telah mengatur sedemikian indahnya dengan mempertemukanku dengan laki-laki yang sangat jauh perbedaannya
Mencatat bagaimana tahun-tahun pertama dilalui
Hari-hari pertama pernikahan sangat indah tetapi semua tidak berlangsung lama seminggu setelah pernikahan kami harus mencari rumah tinggal karena uang seadanya maka yang bisa kami lakukan adalah mencari rumah kontrakan.dengan modal seadanya kami akhirnya menemukan rumah kontrakan yang cukup sederhana namun patut kami syukuri.
hari demi hari berlalu aku mulai merasakan ada kehidupan baru dalam hidupku. aku mulai mengandung anak pertamaku dan semua seakan terasa sulit bagaimana tidak ketika akan datang kehidupan baru suamiku belum bekerja dan kami hidup dengan mengandalkan gajiku yang mungkin dalam hitungan matematika manusia jauh dari kata pantas tapi tidak dengan matematika Tuhan.
alhamdulillah masa sulit kehamilan anak pertama ku lalui dengan ijin Allah.
saat-saat kelahiran anak pertama
ketika tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan saat itulah masalah kembali muncul aku harus ke bidan sementara aku tidak punya uang sama sekali. namun masa sulit itu pun berlalu ketika semua sudah kupasrahkan pada yang memiliki hidupku. anak pertama kami lahir dengan berat 3,7 kg panjang 52 cm di bidan dekat rumah namanya ibu umi. bayi lucu dan sehat dengan jenis kelamin perempuan ini aku beri nama "Shofiyah Wahdani Annaqsabandiyah". beratnya hidup dengan serba seadanya terkadang membuat air mata ini sering jatuh tanpa disadari. saat menikmati pulasnya bayi mungil dalam dekapanku aku selalu berjanji dalam hati "nak, kehidupanmu kelak akan jauh lebih baik daripada kehidupan umi" "kau akan menjadi orang sukses yang akan selalu menjadi kebanggaan kami dan agamamu"
semua tentang rasa sulit dan ketidak berdayaan kujalani semampu usaha yang kami lakukan. sampai suatu ketika anakku berusia 10 bulan dia harus opname karena sakit muntaber saat itu terasa betapa sakitnya karena kesedihan melihat putri kecilku tak berdaya dengan selang infus ditangannya. namun air mata itu terbayar saat ada seorang kurir datang mencari suamiku untuk mengantarkan surat panggilan dari sebuah perusahaan daerah dikota kami.
sujud syukurku yang tiada tara Ya Allah semua pasti ada hikmahnya ketika kita percaya dengan kekuatan kepasrahan kepadaNya.
sejak saat itu 16 Agustus 2006 suamiku mulai kerja disebuah perusahaan swasta milik daerah yang bergerak dibidang perkebunan. tahun-tahun pertama perjalanan itu butuh berjuang menata hati dan memberi pengertian untuk merubah sebuah pembiasaan baru dan keluar dari pembiasaan yang sudah menjadi paradigma.
alhamdulillah semua sudah berlalu sepuluh tahun semua air mata yang terasa menyedihkan kini mulai menjadi tawa yang menyejukkan melihat tiga permataku tersenyum merayu merajuk memeluk berada dipangkuanku.
Ya Allah semoga semua kebahagiaan ini selalu menjadi bagian terindah dari cerita dalam hidupku
salam sayang untuk suamiku tercinta Abdul Muis SP, salam sayang untuk anak-anakku : "Shofiyah Wahdani Annaqsabandiyah, Sayyidah Rummana, dan Shout Abddurrahman Addahil"
jember, 25 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar