sentra

Rabu, 07 Desember 2016

refleksi hari guru nasional



Refleksi hari guru nasional, jember, 25 Nopember 2016
Masih ingat isi syair lagu berikut
Jasamu Guru
Kita jadi bisa menulis dan membaca karena siapa
Kita jadi tau beraneka bidang ilmu karena siapa
Kita jadi pintar dibimbing pak guru
Kita bisa pandai dibimbing bu guru
Guru bak pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara

Lagu ini cukup sederhana namun syarat mengandung makna
Lagu ini cukup popular pada jamannya namun sampai saat ini masih sering kita dengar
Dalam istilah jawa guru diartikan orang yang bisa di gugu dan ditiru
Dulu ketika aku masih anak anak banyak pengalaman yang menarik kenangan bersama guru
Aku tinggal didesa daerah terpencil ya bisa dikatakan sebagai daerah pedalaman
Sekolah kami merupakan sekolah satu-satunya yang ada didusun kami itupun dengan kondisi seadanya
Tetapi semua itu tak menjadikan kami patah semangat kegembiraan saat pergi atau pulang sekolah membuat kami selalu ingin pergi kesekolah
Guru-guru kami yang sabar dan menyenangkan sehingga kami betah bermain bersama mereka
Sebagian dari guru kami berasal dari kota dan merupakan tenaga-tenaga pengajar yang sukarela ya kalau dijaman sekarang isltilahnya sukarelawan
Suatu saat kami diajak berkunjung dan menginap di rumah salah satu guru kami
Dengan penuh semangat kami berangkat dengan membawa oleh oleh hasil panen orang tua kami
Orang tua kami  yang sebagian besar adalah buruh tani membawakannya pisang singkong dan hasil kebun lainnya
Walau Cuma dua hari menginap dikota tempat tinggal ibu guru kami sangat senang dan sangat menikmati ya maklum orang dusun tiba-tiba melihat gemerlap terang lampu kota yang menakjubkan

Mungkin pengalaman seperti ini juga pernah dialami oleh teman-teman yang tinggal didaerah pinggiran atau mungkin pedalaman
Indonesia ini Negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan ragam budaya
Banyak daerah yang terkadang lewat dari perhatian kita
Mungkin saja didaerah pedalaman sana banyak anak-anak yang masih dalam masa pendidikan namun mereka tidak dapat menikmatinya karena belum adanya kesadaran baik pada mereka sendiri ataupun orang-orang yang mengaku dirinya peduli pendidikan untuk menjangkau mereka
Namun tidak sedikit pula para guru yang rela mengabdikan hidupnya demi generasi bangsa ini yang masih jauh tertinggal yaitu mereka yang ada di daerah pelosok atau perbatasan walau pun mungkin mereka hanya dibayar dengan satu tandan pisang atau sat kantong ketela pohon tapi mereka ikhlas menjalani itu semua karena panggilan hati nurani untuk mencerdaskan bangsa
Belakangan ini memang ada kejadian-kejadian yang mungkin mendiskiminasikan guru misal berita tentang seorang guru yang dilaporkan ke polisi karena telah mncubit anak didiknya atau berita tentang seorang guru yang tega mencabuli anak didiknya dan masih banyak lagi berita miring tentang sosok seorang guru
Namun tidak sedikit pula berita tentang guru kita yang berhasil menciptakan inovasi pembelajaran yang bahkan sampai mengikuti kompetisi internasional
Atau guru teladan yang mampu menjadi motivator untuk guru-guru lain agar dapat terus menyebarkan kebaikan

Apapun itu mau buruk ataupun baik sosok guru tetaplah guru dari mereka kita belajar banyak hal tentang kehidupan ini dan pada saatnya nanti baru kita menyadari mana yang baik dan mana yang buruk
Terkadang sisi-sisi pribadi guru sebagai makhluk yang dilengkapi nafsu dan pikiran muncul tanpa keseimbangan oleh karenanya berbagai upaya untuk memperbaiki kwalitas guru mungkin sudah dilakukan sehingga harapannya dimasa mendatang anak-anak bangsa ini tetap punya cerita bahwa “aku bangga menjadi muridmu

Suatu ketika aku pernah ditanya seseorang apa bedanya guru dengan seorang kyai
Aku hanya berfikir kalau guru adalah mereka yang mengabdikan hidupnya untuk menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya kalau kyai kan seseorang yang memimpin sebuah pesantren
Tapi ternyata bukan itu maksudnya
Dia menjawab dengan sederhana kalau guru hanya mengajar anak didik disekolah ketika tengah malam bangun dia hanya berfikir besok aku akan belajar apa ya dengan anak-anak
sedangkan kalau kyai mereka mengajarkan ilmu di pesantren dan saat bangun tengah malam dia akan berdoa semoga anak didikku kelak saat keluar dari pesantren ini menjadi orang yang berguna bagi masyarakat
cukup mengena untuk di jadikan renungan karena terkadang sikap itulah yang dilupakan oleh kita sebagai seorang guru
peringatan hari guru nasional merupakan peringatan bagi para guru untuk terus memperbaiki diri, terus belajar untuk menjadikan generasi bangsa ini lebih baik
ayo teman-teman guru “fastabiqul khoirot”yakinlah sekecil apapun perbuatan baik kita untuk bangsa ini Allah akan memberikan balasannya
dipundakmu kutitipkan generasi bangsa ini kedepan apapun yang kita lakukan hari ini lihatlah 10 atau mungkin 20 tahun mendatang
atau mungkin hasil kerjamu hari ini belum bisa kau nikmati engkau sudah menghadap kepadaNYA
semoga setiap yang engkau lakukan menjadi ladang jariahmu untuk menghatarkan engkau ke syurga Allah yang maha agung
terimakasih bapak ibu guru jasamu tiada tara

mengapa harus aku




Mengapa harus aku
Sedetikpun tak pernah terfikirkan dalam benakku
Untuk bertanya mengapa aku ada di dunia ini
Ketika kun fayakun Allah terfirmankan olehNYA
Tidak ada seorangpun akan mampu menolak

Mengapa harus aku
Sedetikpun tak pernah terfikirkan dalam benakku
Untuk protes mengapa aku seperti ini
Karena setiap perubahan dalam diriku
Walau itu hanya sekedar menarik nafas
Atau mungkin menggerakkan ibu jari
Semua terjadi atas kehendakNYA

Mengapa harus aku
Ketika hati merasa tersakiti menerima sebuah perlakuan
Ketika hati harus tertawa saat merasa gembira
Atau mungkin menangis mengeluh bahkan putus asa
Apakah pantas aku melakukannya
Sudah lupakah aku bahwa aku adalah pemain
Pemain yang hanya melakukan skenario yang sudah ku terima

Mengapa harus aku
Ketika meratap memohon terkabulkannya sebuah hajat
Sudah lupakah aku akan sikapku selama ini
Yang lebih banyak menggunakan kekhilafanku
Baik dalam ibadah maupun bersikap
Meminta hak terpenuhi namun lalai akan kewajiban

Mengapa harus aku
Yang merasa sendirian, tak berdaya atau mungkin terpuruk
Meratap seperti keputus asaan
Kapan akan terbangun rasa syukur dalam diri
Bila yang ada selalu perasaan hati
Kapan mau memulai bila selalu merasa sudah berakhir
Lelah, letih berkubang dengan kepenatan
Dimana aku menempatkan Tuhan

Kini….
Saat semua tersentak pada lamunan
Tersadar pada kesalahan
Memahami tentang kehendak
Memahami siapa pemilik

Maka…..
Istitighfar memohon ampunan
Muhasabah untuk memperbaiki diri
Tadabbur dalam bersikap
Menyadari bahwa setiap yang ada pada diri
Adalah kehendakNYA

Sehingga….
Aku sadar yang terjadi adalah kehendakNYA
Yang kudapat adalah yang ku butuhkan
Yang ku terima adalah yang terbaik untukku

Sehingga…
Bersyukur setiap saat adalah kewajibanku
Husnudzon adalah sikap yang harus aku lakukan
Memperbanyak sujud sebagai cambuk dalam melangkah
Selalu berusaha ynag terbaik dan berbuat baik
Karena aku tidak tahu kapan semua akan berakhir

Tawakkal mungkin akhir dari semua usaha
Namun menyerah bukanlah jalan keluar
Semakin dekat denganNYA semakin banyak ujiannya
Maka semampu apakah aku untuk menjadi pantas
Mendapatkan semua kebaikan dalam hidupku

Jember, 7 Desember 2016