Mendampingi latihan
kemandirian
Setelah kemarin kita belajar tentang upaya melatih kemandirian anak,
sekarang kita akan belajar bagaimana cara mendampingi anak dalam berlatih
kemandirian.
Dalam berlatih kemandirian, anak mungkin mengalami beberapa hambatan
bahkan kesulitan, adakalanya anak akan mengalami frustasi, putus asa bahkan
kecewa. Situasi yang demikian sangat membutuhkan orang-orang dewasa yang ada di
sekitarnya untuk memberikan penguat dan rasa percaya.
Menjadi orang tua memiliki tantangan tersendiri dalam mendampingi anak
untuk berlatih mandiri. Tantangan terbesarnya adalah kesabaran. Setiap anak yang
memiliki keunikan tersendiri, memiliki tingkat kecepatan yang berbeda, sehingga
orang tua harus bisa memahami kapan waktunya terus kapan waktunya istirahat.
Orang tua harus memiliki kesiapan dalam menghadapi kemungkinan yang
terjadi selama mendampingin anak berlatih kemandirian. Selain orang tua yang
memiliki kesiapan dengan segala kemungkinannya, orang tua juga harus menyiapkan
mental anak. Seorang anak yang memiliki mental tangguh dia akan lebih mudah
dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi di kemudian hari. Oleh karena
itu dasar-dasar mental tangguh harus di ajarkan sejak dini. Beberapa
cara melatih mental Tangguh anak agar menjadi berani dan mandiri yakni antara
lain sebagai berikut:
Memberikan Kesempatan
Kepada Anak untuk Menentukan Pilihan
Memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan adalah hal
pertama yang bisa dilakukan orang tua dalam mendampingi anak untuk berlatih
mandiri. Dengan latihan ini diharapkan anak akan memiliki mental
yang tangguh. Anak yang pemberani dan memiliki mental tangguh
adalah anak yang dapat menentukan pilihannya sendiri dan dapat memecahkan
masalah. Anak yang mandiri salah satunya harus sering berlatih
dapat menentukan sendiri pilihannya.
Bagaimana cara melatih anak dalam menentukan pilihan? Banyak hal yang
bisa dilakukan orang tua dalam kehidupan sehari-hari agar anak dapat berlatih
menentukan sendiri pilihannya. Contoh kegiatan yang bisa digunakan orang tua
untuk melatih anak menentukan pilihannya antara lain : pada saat kegiatan
makan, biarkan anak memilih menu yang diinginkannya. Pada saat anak selesai
mandi sore, biarkan anak memilih sendiri baju yang akan mereka pakai.
Anak-anak belum mampu menentukan pilhan dalam sebuah kegiatan yang
rumit, maka dari itu berikan pilihan yang sekiranya anak mampu melakukannya. Jangan
membuat anak frustasi yang nantinya akan membuat anak berhenti untuk berlatih.
Mengajarkan anak cara berinteraksi sosial
Interaksi sosial menjadi salah satu faktor, apakah anak sudah mandiri
atau belum? Tidak mudah bagi anak dalam membangun sebuah interaksi sosial. Anak
membutuhkan perjuangan salah satunya adalah rasa percaya baik percaya terhadap
dirinya maupun percaya terhadap lingkungannya.
Ketidaktahuan anak tentang cara berinteraksi sosial menyebakan anak
menjadi tidak mandiri bahkan menjadi penakut. Anak tidak mengetahui bagaimana cara
berinteraksi dengan orang lain. Orang tua sangat penting perannya dalam
memberikan pendampingan bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain. Anak sangat
membutuhkan waktu dan latihan agar bisa berinteraksi dengan orang lain baik orang-orang
yang ada hubungan kerabat maupun orang lain yang ada di sekitar anak.
Orang tua sangat perlu mengajarkan kepada anak dasar-dasar cara
membangun hubungan sosial, baik cara berinteraksi, bertahan dalam sebuah hubungan
ataupun cara mengakhiri sebuah hubungan. Ketika mereka memiliki kemampuan dasar
tersebut, maka diharapkan anak akan lebih berani dan berkembang sikap
kemandiriannya.
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan orang tua untuk melatih anak dalam
membangun dasar-dasar interaksi sosial misalnya ketika anak diajak ke sebuah
supermarket berikan kesempatan kepada mereka untuk berlatih membayar sendiri. Sekali
waktu ajak teman-teman mereka yang ada di sekitar rumah untuk main di rumah
kita. Ajak mereka peduli dengan orang-orang yanga ada di sekitar kita, misalnya
saat ada pemulung sapa dengan baik. Orang tua juga bisa mengajak anak untuk
bermain ke rumah saudara atau tetangga dekat, ajarkan kepada mereka bagaimana
cara menyapa, cara meminjam sesuatu, cara berterimakasih dan sebagainya.
Menjadi Teladan
yang Benar
Cara mendampingi anak berikutnya yang juga dapat melatih kemandirian
anak adalah memberikan contoh langsung. Anak usia dini adalah peniru ulung,
oleh karena itu orang tua merupakan salah satu teladan yang secara langsung
mereka lihat setiap hari. Jadi jangan heran apabila tiba-tiba perilakunya tanpa
kita sadari sangat mirip dengan apa yang kita lakukan.
Perilaku meniru sangat efektif bagi anak dalam belajar, mereka tidak
akan mengalami kesulitan untuk meniru apalagi orang yang mereka tiru adalah
orang terdekat misalnya orang tua. Memberikan contoh secara langsung
perilaku-perilaku yang kita harapkan pada anak adalah cara yang efektif pula
bagi orang tua dalam mengajarkan sesuatu kepada anak.
Perilaku kemandirian yang dicontohkan orang tua akan mudah mereka
praktikkandalam kehidupan sehari-hari. Namun kita harus tetap menyadari, walaupun
mereka peniru ulung tetap yang mereka lakukan atau mereka tiru adalah hal-hal
sederhana yang dapat mereka praktekkan langsung, selebihnya pengetahuan yang
mereka lihat akan dijadikan sebagai sumber informasi di lain waktu.
Contoh aktifitas yang bisa dilakukan orang tua dalam mendampingi anak
agar mereka dapat berlatih kemandirian, misalnya ketika anak takut berenang,
maka orang tua bisa mencotohkan bagaimana berenang itu aman dan menyenangkan. Yakinkan
kepada anak bahwa mereka akan baik-baik saja ketika melakukannya di tempat yang
aman. Orang tua bisa ikut berenang, ikut
menyelam atau masuk kedalam air.
Contoh lain ketika anak takut pada binatang peliharaan misalnya kucing,
orang tua dapat mengajaknya mengenal dulu binatangnya dengan cara bercerita
atau menunjukan buku atau gambar tentang binatang tersebut.
Yang terpenting adalah keteladanan yang diberikan orang tua harus sesuai
dengan kemampuan anak. Karena harapannya dengan teladan yang benar dari orang
tua akan menumbuhkan semangat bagi anak untuk semakin mandiri.
Mengajarkan Anak Bagaimana caranya
Mengekspresikan Perasaan
Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan perasaannya,
namun ekspresi perasaan harus sesuai dengan keadaannya. Anak harus dapat mengekspresikan
dengan cara-cara yang benar, misalnya marah, tidak harus membanting benda. Ajak
anak untuk mengekspresikan dengan benar misalnya dengan cara berbicara. Ajak anak
mengenali apa yang sedang dia rasakan. Berdiskusi dengan anak tentang perasannya
itu sangat baik dalam melatih kemandirian anak.
Anak yang mandiri dapat mengelola emosinya dengan benar. Layaknya orang
dewasa anak juga memilki emosi yang berubah-ubah hanya yang harus diperhatikan
adalah cara mengelolanya.
Contoh aktifitas yang dapat dilakukan orang tua dalam mendampingi anak
mengenal emosinya antara lain saat mereka pulang sekolah orang tua bisa
menanyakan ‘bagaimana perasaan anak-anak hari ini’ atau kita bisa membuat
sebuah alat main yang bisa membangun anak untuk mengenal emosinya. Alat main
yang dimaksud adalah sebuah gambar-gambar emosi seperti marah, menangis, atau
bahagia. Ajak anak menempelkan gambar yang sesuai dengan emosi atau perasaan yang
sedang dirasakan oleh anak.
Semua usaha ini dilakukan agar anak dapat mengenali perasaannya sejak
dini. Harapannya ketika dewasa nanti anak dapat menempatkan perasaannya dengan
benar.
Membangun kepercayaan diri Anak
Hal terakhir yang dapat dilakukan orang tua untuk mendampingi anak dalam
berlatih kemandirian adalah membangun kepercayaan diri anak. Membangun percaya
diri anak, membutuhkan perjuangan yang besar orang tua. Membangun kepercayaan
pada diri anak butuh waktu yang lebih lama karena hal ini berhubungan dengan
ketuntasan emosi anak.
Agar anak memiliki mental yang tangguh dana berani, maka orang tua harus
membangun rasa percaya diri anak terlebih dahulu. Tanamkan dalam diri anak
bahwa dia mampu selama mau mencoba. Dukung setiap usaha yang sudah dilakukan
anak, pastikan bahwa anak mau terus mencoba dan tidak pantang menyerah.
Perilaku-perilaku yang diharapkan oleh orang tua agar berkembang pada
diri anak adalah investasi yang ditanam orang tua sejak dini. Ketika mereka
tuntas kemandiriannya maka akan meminimalisir masalah yang timbul dalam
kehidupannya.
Membangun rasa percaya diri anak
butuh kesabaran, maka lakukan dengan baik dan jangan samapai membunuh
karakter anak. Apabila itu terjadi maka membangun rasa percaya diri pada anak
akan mengalami kegagalan.
Setiap orang tua harus selalu belajar dan mencari tahu bagaimana
memberikan pendampingan terbaik kepada anak-anaknya.
Selamat berjuang para ibu hebat, darimu akan lahir para generasi yang
mandiri dan tangguh.
Salam Literasi
Jember, 28 Maret 2020