sentra

Sabtu, 28 Maret 2020

Mendampingi Anak Berlatih Kemandirian



Mendampingi latihan kemandirian

Setelah kemarin kita belajar tentang upaya melatih kemandirian anak, sekarang kita akan belajar bagaimana cara mendampingi anak dalam berlatih kemandirian.

Dalam berlatih kemandirian, anak mungkin mengalami beberapa hambatan bahkan kesulitan, adakalanya anak akan mengalami frustasi, putus asa bahkan kecewa. Situasi yang demikian sangat membutuhkan orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya untuk memberikan penguat dan rasa percaya.

Menjadi orang tua memiliki tantangan tersendiri dalam mendampingi anak untuk berlatih mandiri. Tantangan terbesarnya adalah kesabaran. Setiap anak yang memiliki keunikan tersendiri, memiliki tingkat kecepatan yang berbeda, sehingga orang tua harus bisa memahami kapan waktunya terus kapan waktunya istirahat.

Orang tua harus memiliki kesiapan dalam menghadapi kemungkinan yang terjadi selama mendampingin anak berlatih kemandirian. Selain orang tua yang memiliki kesiapan dengan segala kemungkinannya, orang tua juga harus menyiapkan mental anak. Seorang anak yang memiliki mental tangguh dia akan lebih mudah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi di kemudian hari. Oleh karena itu dasar-dasar mental tangguh harus di ajarkan sejak dini. Beberapa cara melatih mental Tangguh anak agar menjadi berani dan mandiri yakni antara lain sebagai berikut:

Memberikan Kesempatan Kepada Anak untuk Menentukan Pilihan

Memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan adalah hal pertama yang bisa dilakukan orang tua dalam mendampingi anak untuk berlatih mandiri. Dengan latihan ini diharapkan anak akan memiliki mental yang tangguh. Anak yang pemberani dan memiliki mental tangguh adalah anak yang dapat menentukan pilihannya sendiri dan dapat memecahkan masalah. Anak yang mandiri salah satunya harus sering berlatih dapat menentukan sendiri pilihannya.

Bagaimana cara melatih anak dalam menentukan pilihan? Banyak hal yang bisa dilakukan orang tua dalam kehidupan sehari-hari agar anak dapat berlatih menentukan sendiri pilihannya. Contoh kegiatan yang bisa digunakan orang tua untuk melatih anak menentukan pilihannya antara lain : pada saat kegiatan makan, biarkan anak memilih menu yang diinginkannya. Pada saat anak selesai mandi sore, biarkan anak memilih sendiri baju yang akan mereka pakai.

Anak-anak belum mampu menentukan pilhan dalam sebuah kegiatan yang rumit, maka dari itu berikan pilihan yang sekiranya anak mampu melakukannya. Jangan membuat anak frustasi yang nantinya akan membuat anak berhenti untuk berlatih.

Mengajarkan anak cara berinteraksi sosial

Interaksi sosial menjadi salah satu faktor, apakah anak sudah mandiri atau belum? Tidak mudah bagi anak dalam membangun sebuah interaksi sosial. Anak membutuhkan perjuangan salah satunya adalah rasa percaya baik percaya terhadap dirinya maupun percaya terhadap lingkungannya.

Ketidaktahuan anak tentang cara berinteraksi sosial menyebakan anak menjadi tidak mandiri bahkan menjadi penakut. Anak tidak mengetahui bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain. Orang tua sangat penting perannya dalam memberikan pendampingan bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain. Anak sangat membutuhkan waktu dan latihan agar bisa berinteraksi dengan orang lain baik orang-orang yang ada hubungan kerabat maupun orang lain yang ada di sekitar anak.

Orang tua sangat perlu mengajarkan kepada anak dasar-dasar cara membangun hubungan sosial, baik cara berinteraksi, bertahan dalam sebuah hubungan ataupun cara mengakhiri sebuah hubungan. Ketika mereka memiliki kemampuan dasar tersebut, maka diharapkan anak akan lebih berani dan berkembang sikap kemandiriannya.

Contoh kegiatan yang dapat dilakukan orang tua untuk melatih anak dalam membangun dasar-dasar interaksi sosial misalnya ketika anak diajak ke sebuah supermarket berikan kesempatan kepada mereka untuk berlatih membayar sendiri. Sekali waktu ajak teman-teman mereka yang ada di sekitar rumah untuk main di rumah kita. Ajak mereka peduli dengan orang-orang yanga ada di sekitar kita, misalnya saat ada pemulung sapa dengan baik. Orang tua juga bisa mengajak anak untuk bermain ke rumah saudara atau tetangga dekat, ajarkan kepada mereka bagaimana cara menyapa, cara meminjam sesuatu, cara berterimakasih dan sebagainya.

Menjadi Teladan yang Benar

Cara mendampingi anak berikutnya yang juga dapat melatih kemandirian anak adalah memberikan contoh langsung. Anak usia dini adalah peniru ulung, oleh karena itu orang tua merupakan salah satu teladan yang secara langsung mereka lihat setiap hari. Jadi jangan heran apabila tiba-tiba perilakunya tanpa kita sadari sangat mirip dengan apa yang kita lakukan.

Perilaku meniru sangat efektif bagi anak dalam belajar, mereka tidak akan mengalami kesulitan untuk meniru apalagi orang yang mereka tiru adalah orang terdekat misalnya orang tua. Memberikan contoh secara langsung perilaku-perilaku yang kita harapkan pada anak adalah cara yang efektif pula bagi orang tua dalam mengajarkan sesuatu kepada anak.

Perilaku kemandirian yang dicontohkan orang tua akan mudah mereka praktikkandalam kehidupan sehari-hari. Namun kita harus tetap menyadari, walaupun mereka peniru ulung tetap yang mereka lakukan atau mereka tiru adalah hal-hal sederhana yang dapat mereka praktekkan langsung, selebihnya pengetahuan yang mereka lihat akan dijadikan sebagai sumber informasi di lain waktu.

Contoh aktifitas yang bisa dilakukan orang tua dalam mendampingi anak agar mereka dapat berlatih kemandirian, misalnya ketika anak takut berenang, maka orang tua bisa mencotohkan bagaimana berenang itu aman dan menyenangkan. Yakinkan kepada anak bahwa mereka akan baik-baik saja ketika melakukannya di tempat yang aman. Orang tua bisa ikut berenang, ikut  menyelam atau masuk kedalam air.

Contoh lain ketika anak takut pada binatang peliharaan misalnya kucing, orang tua dapat mengajaknya mengenal dulu binatangnya dengan cara bercerita atau menunjukan buku atau gambar tentang binatang tersebut.

Yang terpenting adalah keteladanan yang diberikan orang tua harus sesuai dengan kemampuan anak. Karena harapannya dengan teladan yang benar dari orang tua akan menumbuhkan semangat bagi anak untuk semakin mandiri.

Mengajarkan Anak Bagaimana caranya Mengekspresikan Perasaan

Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan perasaannya, namun ekspresi perasaan harus sesuai dengan keadaannya. Anak harus dapat mengekspresikan dengan cara-cara yang benar, misalnya marah, tidak harus membanting benda. Ajak anak untuk mengekspresikan dengan benar misalnya dengan cara berbicara. Ajak anak mengenali apa yang sedang dia rasakan. Berdiskusi dengan anak tentang perasannya itu sangat baik dalam melatih kemandirian anak.

Anak yang mandiri dapat mengelola emosinya dengan benar. Layaknya orang dewasa anak juga memilki emosi yang berubah-ubah hanya yang harus diperhatikan adalah cara mengelolanya.

Contoh aktifitas yang dapat dilakukan orang tua dalam mendampingi anak mengenal emosinya antara lain saat mereka pulang sekolah orang tua bisa menanyakan ‘bagaimana perasaan anak-anak hari ini’ atau kita bisa membuat sebuah alat main yang bisa membangun anak untuk mengenal emosinya. Alat main yang dimaksud adalah sebuah gambar-gambar emosi seperti marah, menangis, atau bahagia. Ajak anak menempelkan gambar yang sesuai dengan emosi atau perasaan yang sedang dirasakan oleh anak.

Semua usaha ini dilakukan agar anak dapat mengenali perasaannya sejak dini. Harapannya ketika dewasa nanti anak dapat menempatkan perasaannya dengan benar.

Membangun kepercayaan diri Anak

Hal terakhir yang dapat dilakukan orang tua untuk mendampingi anak dalam berlatih kemandirian adalah membangun kepercayaan diri anak. Membangun percaya diri anak, membutuhkan perjuangan yang besar orang tua. Membangun kepercayaan pada diri anak butuh waktu yang lebih lama karena hal ini berhubungan dengan ketuntasan emosi anak.

Agar anak memiliki mental yang tangguh dana berani, maka orang tua harus membangun rasa percaya diri anak terlebih dahulu. Tanamkan dalam diri anak bahwa dia mampu selama mau mencoba. Dukung setiap usaha yang sudah dilakukan anak, pastikan bahwa anak mau terus mencoba dan tidak pantang menyerah.

Perilaku-perilaku yang diharapkan oleh orang tua agar berkembang pada diri anak adalah investasi yang ditanam orang tua sejak dini. Ketika mereka tuntas kemandiriannya maka akan meminimalisir masalah yang timbul dalam kehidupannya.

Membangun rasa percaya diri anak  butuh kesabaran, maka lakukan dengan baik dan jangan samapai membunuh karakter anak. Apabila itu terjadi maka membangun rasa percaya diri pada anak akan mengalami kegagalan.

Setiap orang tua harus selalu belajar dan mencari tahu bagaimana memberikan pendampingan terbaik kepada anak-anaknya.

Selamat berjuang para ibu hebat, darimu akan lahir para generasi yang mandiri dan tangguh.

Salam Literasi
Jember, 28 Maret 2020




Tidak ada komentar:

Posting Komentar