sentra

Selasa, 16 September 2014

Pengalamanku #5b

pengalaman kali ini akan membahas tentang main bebas di luar. Main bebas di luar banyak sekali ragam kalau di tempat saya dibagi dalam tiga kategori yang pertama adalah main bahan alam, kedua main microplay, dan yang ketiga adalah main tradisional. Setiap kegiatan main sejatinya mengandung tiga unsur yaitu main sensori, main peran dan main pembangunan. Kegiatan main bebas diluar merupakan rangkaian dari proses transisi dipagi hari yang dimulai dari kegiatan jurnal main bebas di dalam dan main bebas diluar. semua kegiatan tersebut bertujuan sama agar anak siap menghadapi kegiatan pembelajaran di sekolah. kegiatan ini walaupun menggunakan istilah main bebas bukan berarti kegiatan ini akan terlepas dari tujuan kita terhadap anak yaitu membangun tahapan perkembangan anak.
Mari kita bahas satu persatu dari tiga kegiatan main bebas diluar.
  1.  Main Bahan Alam : kegiatan ini adalah memberikan kesempatan pada anak yang ingin menuangkan idenya dengan menggunakan bahan yang lebih bervariasi misal menggunakan berbagai macam cat, berbagai macam air dan bahan yang lainnya. informasikan pada anak bahwa main waktu transisi tidak banyak jadi berusahalah tuntas dalam satu pekerjaan namun bila masih ada waktu boleh mencoba alat main yang lain. Anak melakukan pemanasan supaya pada saat main inti tidak kaku. Contoh anak bermain mural ajaklah membangun semua koordinasi tubuhnya supaya apabila di kegiatan initi anak akan masuk sentra persiapan anak sudah memiliki tambahan kemahiran dalam kegiatan otot tangannya sehingga mempermudah anak dalam bermain benda-benda kecil misal pettern play dll
  2. Main microplay adalah memberi kesempatan kepada anak untuk menggunakan indera perabanya merasakan tekstur, mengkoordinasikan otot tangan dan mata, melatih tentang kepekaan terhadap rangsangan dari luar, kegiatan ini berupa main biji-bijian dan main pasir
  3. Main tradisional adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar bagaimana interaksi sosial terbangun, mengenal aturan bersama, mengeluarkan rasa kegembiraannya dsb

Ketiga kegiatan tersebut harus mengandung tiga unsur yang diatas dan harus dapat membangun perkembangan anak sesuai tahapan usianya. peran guru akan sangat penting terkait dengan kemampuan guru dalam melakukan skala pendampingan. 
Kegiatan main bebas diluar juga membantu anak dalam memenuhi kebutuhan tubuhnya akan vitamin D terutama yang dihasilkan oleh sinar matahari pagi. Kita seharusnya dapat mengajarkan kepada anak bagaimana cara bersyukur atas nikmat sinar matahari yang membantu perkembangan tulangnya. Kegiatan main bebas diluar dapat membantu anak yang memiliki kebutuhan geraknya lebih banyak. Supaya kebutuhan tersebut dapat terpenuhi sesuai kebutuhannya maka anak bisa diajak berlari dihalaman sambil merasakan hangatnya sinar matahari dipagi hari.
Banyak sekali dalam setiap kegiatan anak yang bisa kita amati untuk dijadikan bahan diskusi, bahan belajar ataupun bahan evaluasi untuk guru.
Kita diharuskan melihat anak dari dekat, melakukan penilaian terhadap anak sesuai faktanya yang disebut penilaian otentik (melihat anak secara fakta)
Kita harus menyadari bahwa setiap anak itu unik maka bagaimana supaya anak dan orang tua bekerjasama dalam membangun keunikan tersebut. 
   
#edisimainbebasdiluar

Senin, 15 September 2014

Pengalamanku #5A

Kegiatan bermain bebas merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi setiap anak. Dalam metode pembelajaran sentra main bebas ada dua macam yaitu main besa di dalam dan main bebas di luar. Main bebas di dalam adalah rangkaian kegiatan main yang dilakukan anak pada saat jurnal pagi sebagai transisi dari rumah  kesekolah. Banyak sekali manfaat bermain didalam diantaranya adalah berbagi, sayang teman, bicara secara verbal dll. Sikap dan prilaku positif ditanamkan sejak kedatangan anak sehingga saat bermain bebas di dalam akan membantu dalam mempelajari bagaimana mengatasi konflik terutama dengan teman sebaya.
Contoh
Untuk membangun afeksi anak saat bermain bebas didalam ; anak bermain lego dia mengambil alat main dan memainkannya tiba-tiba datang temannya untuk bergabung dan berkata "boleh aku main bersamamu", temannya menjawab "boleh", kemudian terjadilah interaksi antara keduanya mengomunikasikan alat main yang digunakan, diskusi ide main masing-masing beberapa waktu kemudian terjadilah konflik memperebutkan satu jenis alat main yang keduanya sama-sama menginginkan alat tersebut mereka saling tarik menarik bahkan saling pukul kemudian keduanya menangis atau salah satu yang menangis.
Dari kejadian tersebut apa yang bisa kita lakukan baik untuk pendampingan atau untuk mendokumentasikan perkembangan anak ?Pertanyaan itu yang harus kita cari solusi, cara yang tepat supaya kita bisa membantu mereka mengatasi permasalah ketika terjadi konflik. 
hal-hal yang bisa dilakukan misalnya
Datanglah padanya dan tanyakan apa yang terjadi  dengan berusaha tidak memihak pada salah satunya. Berilah keduanya kesempatan untuk mengungkapkan apa masalahnya sebelum kita menarik kesimpulan. “apa yang terjadi, apa kalian butuh bantuan, kenapa menangis, dsb” ajaklah anak mengenali masing-masing permasalahannya dan bagaimana cara yang terbaik untuk mengatasinya. “alat main ini hanya satu bagaimana supaya mainan ini bisa dimainkan bersama” ajaklah anak mencari solusi sendiri dalam mengatasi permasalahannya. “kalau alat mainnya sedang dipegang teman bagaimana caranya supaya kamu bisa memainkannya juga atau apa yang dilakukan supaya temannya mengerti bahwa kamu juga ingin alat main ini” Tujuannya agar anak memiliki kemampuan mengenali emosinya, mempelajari dampak dari setiap emosi yang dia tunjukkan.bahkan anak akan tau kapan sebaiknya emosi itu digunakan.
Metode pembelajaran sentra bertujuan membangun 18 sikap 6 domain dan kecerdasan jamak. Dari peristiwa diatas kita jadi tahu  ;
  1. sikap yang dibangun melalui proses bermain tersebut adalah sikap saling menghargai, sabar, kasih sayang dll
  2. Domain yang dibangun adalah mengenali emosinya, emosi orang lain, dampak dari sebuah emosi dan cara menyalurkan emosi
  3. Kecerdasan yang akan terbangun adalah cerdas intra dan inter personal, cerdas bahasa


Ini pelajaran yang bisa kita baca dalam contoh kegiatan sederhana dan sehari-hari, maka dari itu marilah kita bersama-sama membangun perkembangan anak dengan serius, sehingga tidak ada pelajaran yang terlewat dari setiap kegiatannya. 
Tanamkan dalam pemikiran kita bahwa kita akan membangun  6 domain, 18 sikap dan 7 kecerdasan pada anak supaya kelak ketika dia harus berada pada kehidupan yang sesungguhnya mereka sudah bisa menentukan bagimana mereka hidup, cara, atau apa yang akan dilakukan dalam menghadapi setiap sunnatullah ini. 


Yakinlah sedikit kita berbuat kebaikan maka akan berdampak sangat besar dalam setiap kehidupannya. 

#edisimainbebasdidalam
#bersambung

Pengalamanku #4

ada seorang teman bertanya kepada saya
“bolehkah recalling dengan mencatat pengalaman mainnya dikertas”
jawaban saya adalah "jika pertanyaan itu boleh atau tidak" maka pertanyaan itu tidak bisa saya jawab namun bila pertanyaan itu sifatnya obsservasi artinya kita dapat melakukan pengamatan kira-kira apa efek atau apa tujuan dari kegiatan recalling, maka apabila hal itu sudah dilakukan kita akan tahu bagaimana sebaiknya kegiatan recalling itu dilakukakan.
Recalling adalah kegiatan dimana anak akan mengingat kembali pengalaman apa saja tadi yang telah dilakukan selama main dalam jangka waktu tertentu dan alat apa yang telah digunakan. 
Anak menceritakan apa saja yang dilakukan, pengalaman apa yang paling menarik, dengan siapa dia main, bagaimana perasaannya main dengan teman dan sebagainya. 
Orang tua atau guru harus dapat menyiapkan waktu yang cukup bagi anak untuk menceritakan pengalaman mainnya. 
Adapun beberapa manfaat kegiatan recalling antara lain :
1.     Anak dapat mengulang dengan mengingat dan menceritakan kembali pengalaman mainnya
2.     Kegiatan recalling dapat mengembangkan kemampuan anak dalam membuat deskripsi dari apa yang telah mereka lakukan
3.     Anak dapat mendengarkan pengalaman main teman-temannya sehingga mereka dapat menambah ide, gagasan ataupun pengetahuannya
4.     anak dapat membangun konsep yang baru maupun yang lebih luas
Dalam recalling ada beberapa sikap yang terbangun kuat misalnya mendengarkan teman berbicara supaya kita terbiasa fokus, memperhatikan dan menyimpulkan apa maksud dari perkataan teman. Belajar bagaimana bisa berbicara bergantian, saling menghargai satu dengan yang lain agar dalam kehidupan nyata kita terbiasa menghargai orang lain yang sedang berbicara, dan dapat berbicara yang baik dan benar.
Ada pula hal-hal yang harus diperhatikan orang tua atau guru bahwa usia anak sangat mempengaruhi bagaimana caranya anak melakukan recalling, anak yang lebih besar dapat melakukan kegiatan recalling secara berurutan sedangkan untuk anak yang lebih kecil, kemampuan berbahasanya terbatas, atau anak yang masih belajar membangun rasa percaya dirinya maka orang tua atau guru dapat membantu sesuai dengan kebutuhan anak. bantuan yang kita berikan bisa berupa mencontohkan kalimat atau mengingatkan kegiatan yang sudah dikerjakan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan yang sudah mereka lakukan
Ada sebuah pernyataan bahwa orang yang cerdas itu adalah orang yang mampu mendiskripsikan apa yang ada dalam otaknya salah satu caranya dengan sering anak melakukan recalling.
Ada juga seorang ilmuan yang sangat terkenal dengan kecerdasannya setelah ditanya kenapa dia begitu hebatnya, begitu cerdasnya dia hanya menjawab bahwa "saya terbiasa melakukan pengulangan sepanjang hidup saya" itupun salah satu caranya adalah dengan melakukan recalling.
Sekarang tugas kita baik orang tua maupun guru adalah membantu mereka agar terbiasa recalling dari setiap kegiatannya. Apabila disekolah maka recalling dilakukan setiap mereka selesai bermain disentra atau pada saat persiapan pulang. Apabila dirumah lakukan reccalling minimal sebelum tidur akan lebih baik bila saat pulang sekolah juga dilakukan.
Bentuk-bentuk recalling bermacam-macam misal cukup menceritakan saja atau bisa berupa gambar atau tulisan dll
Apabila kita berharap anak kita berhasil maka bantulah dia supaya menemukan cara yang benar dan terbaik untuk mencapai kesuksesan tersebut.
selamat berjuang para ibu dan guru


#edisi recalling

Sabtu, 13 September 2014

Pengalamanku #3

"Hai assalamu'alaikum sayang, apakabar, pagi ya datangnya..." sapaku pada salah satu muridku yang datangnya lebih pagi dari teman-teman bahkan dari ustadzah. Lalu aku menjulurkan tangan untuk berjabat tangan dia membalas sambil malu-malu mencium tanganku "wa'alaikumsalam.." sambil menganggukkan kepala tanda dia memastikan kalau dia datang lebih pagi. "Kenapa kamu datang pagi apakah barangkatnya bersama kakak" tanyaku sambil berusaha menjongkokkan badan agar sejajar dengannya. "iya, aku bareng kakak ngantar kakak dulu ke SD baru ngantar aku ke TK" dia menjelaskan dengan panjang lebar. Aku berusaha merespon dengan wajar dan menganggukkan kepala saat dia bercerita dengan riangnya. "baiklah kalau begitu kamu bisa masuk ruangan dulu dan melakukan jurnal, ustadzah mau absen dulu didepan" aku berusaha menginformasikan apa yang harus kita lakukan. Sambil berlalu dia menuju keruangan dan aku menuju ke depan kantor sekolah. Aku berusaha sesegera mungkin kembali ke ruangan supaya anak-anak yang datang bisa tersambut. "Assalamu'alaikum teman-teman" aku masuk ruangan dan kulihat diruangan sudah ada beberapa anak sedang melakukan jurnal, ada sebagian lain sedang menyiapkan alas dan alat tulisnya untuk melakukan jurnal. Melihat mereka begitu antusias melakukan kesibukan sesampai disekolah ada perasaan bangga dan sekaligus sedih. Apabila saat mereka datang mendapatkan penyambutan yang sangat menyenangkan pastilah efek positif itu sudah dimulai hari ini, akan tetapi hal seperti itu masih jarang dilakukan oleh kita.
Kita masih beranggapan bahwa pembelajaran itu di mulai saat mereka duduk melingkar bersama kita sampai mereka habis tenanganya mendengarkan semua ucapan-ucapan kita sepanjang hari. Kita hampir melupakan saat mereka datang kesekolah membawa mimpi dan cerita yang ingin mereka sampaikan ataupun didengar oleh siapa saja yang dia temui pertamakali disekolah. Maka inilah yang disebut transisi dimana mereka berusaha beralih dari perasaannya dirumah menuju sekolah berusaha masuk pada dunia yang akan dia lalui hari ini.
Anak belajar setiap detik dan anak melakukan proses sepanjang hari. Pengalaman main sejak dia membuka mata sampai memejamkan mata kembali merupakn proses belajar anak. Apapun yang dia alami sepanjang waktu tersebut akan direkam dalam otaknya dan pada saat dia tidur malam akan mengolah data berupa informasi yang sudah didapat sepanjang hari dan memasukkannya sesuai kamar-kamar otaknya. Informasi yang anak terima baik positif maupun negatif semua terekam dan masuk menjadi bahan pengetahuan bagi anak.
Seorang praktisi pendidikan pernah mengatakan pada saya ketika saya mengikuti pelatihan di lembaga yang beliau pimpin bahwa pengalaman hari ini akan diolah saat tidur dan akan di praktekkannya esok hari. Kata-kata esok hari bisa saja besoknya atau satu minggu setelahnya atau satu tahun setelahnya bahkan mungkin 10 - 20 tahun berikutnya. Mengingat pesan itu saya jadi merinding apakah yang sudah saya lakukan hari ini memberikan informasi yang benar terhadap anak.
Apapun yang kita berikan kepada anak akan kita tuai suatu saat nanti dan diminta pertanggungjawabannya.Dewasa nanti dia menjadi apa akan sangat tergantung pada bagaiman proses belajarnya saat usia dini. Sikap prilaku dan pengetahuan yang digunakan saat anak dewasa adalah gambaran pengalamannya melalui proses penyimpanan datanya saat usia balita.
Bersyukurlah bila kita bisa mendampingi mereka dengan berusaha memberikan yang benar.
Menjaga cara bicara, cara bersikap dan cara menginformasikan itu lebih baik dari pada kita banyak bicara tapi tidak bermutu.
Marilah teman-teman pendidik usia berusahalah benar di depan anak-anak, bukan merasa benar di depan mereka. Selamat berjuang para pendidik anak usia dini ini adalah tugas mulia jadi bersyukurlah kita yang ditakdirkan menjadi guru-guru anak-anak yang masih belia ini.

#edisisambutpagidampakdanefeknya

Jumat, 12 September 2014

Pengalamanku #2

Bermain air adalah salah satu jenis main yang sangat fantastis, jenis main yang sangat digemari oleh anak-anak. Diantara kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan air adalah bermain kosong isi atau menuang atau mengisi dan mengosongkan. Permainan ini biasanya dilakukan dengan cara bermain air menggunakan beberapa alat misalnya botol bekas air mineral dengan berbagai ukuran, busa, gelas, cangkir, corong dll. Banyak hal yang bisa anak lakukan misal mengisi penuh botolnya lalu menuangnya kembali hal ini dilakukannya berulang-ulang. namun kegiatan ini akan semakin menarik ketika sedikit demi sedikit air yang mereka mainkan mulai membasahi bajunya. Anak-anak akan tertawa dan semakin dia asyik maka semakin basah baju yang mereka gunakan. Bahkan yang terkadang membuat orang dewasa menggeleng-gelengkan kepala adalah ketika mereka mulai memasukkan kakinya kedalam bak air yang semula dijadikan sebagai alat main menuang dan mengisi dan puncaknya mereka akan mengangkat bak airnya lalu menuangkan kebadan mereka. Sambil tertawa riang anak mengamati tubuhnya yang masih memakai baju dengan kondisi yang basah kuyup.
Pertanyaannya sekarang apa reaksi orang dewasa yang mengamati atau berada disampingnya. terbayang wajah kanget antara ingin marah atau bahkan bereaksi spontan "aduh kenapa sih airnya kamu tuang kebadan" atau "ibu tadi kan udah bilang jangan dituang ke badan" atau "coba lihat bajumu apa yang kamu rasakan..." dst. Berbagai macam reaksi pasti dialami orang dewasa yang mendampingi. Tapi pernahkah kita berfikir apa yang mereka alami saat itu adalah sebuah proses berfikir yang akan membatu memenuhi kebutuhan pengetahuannya.
Saat mereka menuang atau mengisi botol lalu menuangnya kembali maka ada sebuah proses berfikir bahwa air akan mengisi ruang, saat air mulai membasahi bajunya anak mulai berfikir tentang sains bagaimana air merambat dan masih banyak lagi hal yang mereka terima.
Lalu pertanyaannya lagi sudahkah kita melihat hal itu. Orang dewasa seharusnya dapat menjadi sumber ilmu yang tepat saat mendampingi mereka misalnya lakukan skala pendampingan yang tepat dan gunakan taksonomi pertanyaan yang benar. Proses belajar anak banyak dilakukan melalui uji coba, meniru dan mengulang-ulang apabila proses itu dilalui dengan nyaman maka kemampuan dan potensi yang ada dalam diri anak akan terasah secara otomatis. Secara tidak langsung kita sudah menciptakan profesor junior.
Belajar menghilangkan sebuah pemikiran bahwa permainan anak-anak itu sederhana dan apa adanya. Karena apabila itu yang terjadi maka anak-anak hanya akan main-main saja tanpa mendapatkan apa-apa.
Melalui bermainlah mereka belajar banyak hal tentang dunia ini. Melalui bermain pula mereka belajar untuk hidup. anak yang sukses dalam hidupnya adalah mereka yang mampu mengatasi segala permasalahan hidupnya. Untuk mencetak anak yang demikian maka seriuslah dalam mendampingi anak dan berikan pelayanan yang terbaik, cari tahu terus ilmunya supaya kita tidak  dan ketinggalan. Belajar belajar dan terus belajar.

#bermainair
#12sept2014

Kamis, 11 September 2014

Pengalamanku #1

Hari ini merupakan pertemuan kesekian kalinya dengan dia, saya belum pernah melihat yang istimewa padanya karena setiap orang yang berinteraksi dengannya selalu kalimat negatif yang muncul. Melihatnya terbayang wajah lugu seorang bocah berusia 4 tahun mudah ngambek saat minta susu tidak segera datang, tiba-tiba menghilang saat ada sesuatu yang menarik perhatiannya, punya energi yang lebih banyak untuk bergerak, suka tersenyum tersipu-sipu apabila kami menyapanya
"assalamu'alaikum teman...apakabar hari ini" sapaku pagi ini ketika kami berpapasan dipintu tengah karena kami berbeda tujuan dia mau ke kelas saya mau ke kantor untuk absen.
Ternyata sapaan yang saya lakukan pagi tadi sangat berdampak pada perasaannya terhadap saya. Dia lebih nyaman masuk kelas balok dia menyapaku dengan ramah pula
Proses pembukaan sentra berjalan seperti biasa teman kecilku yang satu ini mulai mencari-cari perhatian, mulai mengobrol dengan teman dekatnya, mulai gelisah dalam duduk.
Saya menyapa dan menanyakan perasaannya tapi dia hanya dengan tersenyum berusaha meresponku dengan baik. Saya mulai berfikir wah ini tidak bisa berlama-lama memberikan pijakan akhirnya saya mulai menuju pada tahap selanjutnya yaitu mengenalkan nama balok dan cara mempergunakannya menjadi sebuah bangunan. Setelah selesai saatnya anak-anak bermain balok, dengan memilih alas sesuai keinginan anak maka mulailah mereka bermain banyak ide yang berusaha mereka tuangkan dalam bentuk bangunan dari bentuk-bentuk balok.
waktu berjalan beberapa menit saya terus memotivasi anak-anak agar mereka dapat belajar fokus pada pekerjaannya. belajar bagimana fokus diatas alas, belajar merepresentasikan dengan tepat tentang ide membangunnya sesuai paengalaman yang mereka rasakan.
Tiba-tiba dari ujung ruangan muncul suara riang melaporkan hasil pekerjaannya "Bu aku sudah selasai", "Alhamdulillah...", "Apa idemu hari ini" "aku membuat garasi tapi tinggi", "oya setinggi apa", "setinggi hotel bu...", "o, kalau begitu ada berapa lantai", dia mulai berhitung "satu, dua, tiga, empat, lima", "ada lima lantai bu..", "alhamdulillah kamu sudah menghitung jumlah lantai pada bangunanmu", "kalau ada lima lantai, apasaja yang ada pada tiap lantai", dia kembali menjawab dengan antusias ", "dibawah sendiri garasi, lantai kedua rumah polisi, lantai ketiga toko, lantai ke empat rumahku, lantai kelima tempat aku bermain dan diatas sendiri ada tembak yang berguna untuk menjaga bangunan ini", aku tersentak tak pernah terbayang di benakku anak usia 4 tahun mampu menceritakan ide membangunnya secara detail. "alhamdulillah terimakasih informasi tentang bangunanmu selamat bekerja kembali ibu mau menyapa temanmu yang lain "Sungguh pengalaman hari ini sangat berkesan, dalam hati kecilku berdoa semoga Allah menuntunku untuk selalu istiqomah dan memberi yang terbaik", "terimakasih pangeran kecilku atas pengalaman hari ini untukku" "ternyata hari ini kamu bisa tunjukkan padaku bahwa kamu istimewa", "ibu yakin jika kamu terus mengasah pengetahuanmu tentang bangunan maka ibu yakin suatu saat kamu bisa menjadi insinyur yang hebat yang akan membangun negara indonesia dengan ide-ide cemerlangmu"

Pengalaman ini adalah contoh sebagian kecil interaksi kita dengan anak-anak, banyak hal menarik dan positif yang anak-anak ajarkan kepada kita, yang terpenting belajarlah melihat yang positif pada setiap hal yang kita anggap negatif. belajarlah melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, belajarlah mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran kita dengan otentik tidak asumsi dan memberikan label.
"Marilah bantu menyelamatkan anak-anak kita dari korban tekanan orang dewasa, biarkan dia berkembang sesuai dunianya, berilah apa yang mereka butuhkan jangan paksa mereka menerima apa yang kita inginkan"

#edisi bersama A5 Paud Terpadu Al-Furqan
#jember11september2014