Bermain air adalah salah satu jenis main yang sangat fantastis, jenis main yang sangat digemari oleh anak-anak. Diantara kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan air adalah bermain kosong isi atau menuang atau mengisi dan mengosongkan. Permainan ini biasanya dilakukan dengan cara bermain air menggunakan beberapa alat misalnya botol bekas air mineral dengan berbagai ukuran, busa, gelas, cangkir, corong dll. Banyak hal yang bisa anak lakukan misal mengisi penuh botolnya lalu menuangnya kembali hal ini dilakukannya berulang-ulang. namun kegiatan ini akan semakin menarik ketika sedikit demi sedikit air yang mereka mainkan mulai membasahi bajunya. Anak-anak akan tertawa dan semakin dia asyik maka semakin basah baju yang mereka gunakan. Bahkan yang terkadang membuat orang dewasa menggeleng-gelengkan kepala adalah ketika mereka mulai memasukkan kakinya kedalam bak air yang semula dijadikan sebagai alat main menuang dan mengisi dan puncaknya mereka akan mengangkat bak airnya lalu menuangkan kebadan mereka. Sambil tertawa riang anak mengamati tubuhnya yang masih memakai baju dengan kondisi yang basah kuyup.
Pertanyaannya sekarang apa reaksi orang dewasa yang mengamati atau berada disampingnya. terbayang wajah kanget antara ingin marah atau bahkan bereaksi spontan "aduh kenapa sih airnya kamu tuang kebadan" atau "ibu tadi kan udah bilang jangan dituang ke badan" atau "coba lihat bajumu apa yang kamu rasakan..." dst. Berbagai macam reaksi pasti dialami orang dewasa yang mendampingi. Tapi pernahkah kita berfikir apa yang mereka alami saat itu adalah sebuah proses berfikir yang akan membatu memenuhi kebutuhan pengetahuannya.
Saat mereka menuang atau mengisi botol lalu menuangnya kembali maka ada sebuah proses berfikir bahwa air akan mengisi ruang, saat air mulai membasahi bajunya anak mulai berfikir tentang sains bagaimana air merambat dan masih banyak lagi hal yang mereka terima.
Lalu pertanyaannya lagi sudahkah kita melihat hal itu. Orang dewasa seharusnya dapat menjadi sumber ilmu yang tepat saat mendampingi mereka misalnya lakukan skala pendampingan yang tepat dan gunakan taksonomi pertanyaan yang benar. Proses belajar anak banyak dilakukan melalui uji coba, meniru dan mengulang-ulang apabila proses itu dilalui dengan nyaman maka kemampuan dan potensi yang ada dalam diri anak akan terasah secara otomatis. Secara tidak langsung kita sudah menciptakan profesor junior.
Belajar menghilangkan sebuah pemikiran bahwa permainan anak-anak itu sederhana dan apa adanya. Karena apabila itu yang terjadi maka anak-anak hanya akan main-main saja tanpa mendapatkan apa-apa.
Melalui bermainlah mereka belajar banyak hal tentang dunia ini. Melalui bermain pula mereka belajar untuk hidup. anak yang sukses dalam hidupnya adalah mereka yang mampu mengatasi segala permasalahan hidupnya. Untuk mencetak anak yang demikian maka seriuslah dalam mendampingi anak dan berikan pelayanan yang terbaik, cari tahu terus ilmunya supaya kita tidak dan ketinggalan. Belajar belajar dan terus belajar.
#bermainair
#12sept2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar