"Hai assalamu'alaikum sayang, apakabar, pagi ya datangnya..." sapaku pada salah satu muridku yang datangnya lebih pagi dari teman-teman bahkan dari ustadzah. Lalu aku menjulurkan tangan untuk berjabat tangan dia membalas sambil malu-malu mencium tanganku "wa'alaikumsalam.." sambil menganggukkan kepala tanda dia memastikan kalau dia datang lebih pagi. "Kenapa kamu datang pagi apakah barangkatnya bersama kakak" tanyaku sambil berusaha menjongkokkan badan agar sejajar dengannya. "iya, aku bareng kakak ngantar kakak dulu ke SD baru ngantar aku ke TK" dia menjelaskan dengan panjang lebar. Aku berusaha merespon dengan wajar dan menganggukkan kepala saat dia bercerita dengan riangnya. "baiklah kalau begitu kamu bisa masuk ruangan dulu dan melakukan jurnal, ustadzah mau absen dulu didepan" aku berusaha menginformasikan apa yang harus kita lakukan. Sambil berlalu dia menuju keruangan dan aku menuju ke depan kantor sekolah. Aku berusaha sesegera mungkin kembali ke ruangan supaya anak-anak yang datang bisa tersambut. "Assalamu'alaikum teman-teman" aku masuk ruangan dan kulihat diruangan sudah ada beberapa anak sedang melakukan jurnal, ada sebagian lain sedang menyiapkan alas dan alat tulisnya untuk melakukan jurnal. Melihat mereka begitu antusias melakukan kesibukan sesampai disekolah ada perasaan bangga dan sekaligus sedih. Apabila saat mereka datang mendapatkan penyambutan yang sangat menyenangkan pastilah efek positif itu sudah dimulai hari ini, akan tetapi hal seperti itu masih jarang dilakukan oleh kita.
Kita masih beranggapan bahwa pembelajaran itu di mulai saat mereka duduk melingkar bersama kita sampai mereka habis tenanganya mendengarkan semua ucapan-ucapan kita sepanjang hari. Kita hampir melupakan saat mereka datang kesekolah membawa mimpi dan cerita yang ingin mereka sampaikan ataupun didengar oleh siapa saja yang dia temui pertamakali disekolah. Maka inilah yang disebut transisi dimana mereka berusaha beralih dari perasaannya dirumah menuju sekolah berusaha masuk pada dunia yang akan dia lalui hari ini.
Anak belajar setiap detik dan anak melakukan proses sepanjang hari. Pengalaman main sejak dia membuka mata sampai memejamkan mata kembali merupakn proses belajar anak. Apapun yang dia alami sepanjang waktu tersebut akan direkam dalam otaknya dan pada saat dia tidur malam akan mengolah data berupa informasi yang sudah didapat sepanjang hari dan memasukkannya sesuai kamar-kamar otaknya. Informasi yang anak terima baik positif maupun negatif semua terekam dan masuk menjadi bahan pengetahuan bagi anak.
Seorang praktisi pendidikan pernah mengatakan pada saya ketika saya mengikuti pelatihan di lembaga yang beliau pimpin bahwa pengalaman hari ini akan diolah saat tidur dan akan di praktekkannya esok hari. Kata-kata esok hari bisa saja besoknya atau satu minggu setelahnya atau satu tahun setelahnya bahkan mungkin 10 - 20 tahun berikutnya. Mengingat pesan itu saya jadi merinding apakah yang sudah saya lakukan hari ini memberikan informasi yang benar terhadap anak.
Apapun yang kita berikan kepada anak akan kita tuai suatu saat nanti dan diminta pertanggungjawabannya.Dewasa nanti dia menjadi apa akan sangat tergantung pada bagaiman proses belajarnya saat usia dini. Sikap prilaku dan pengetahuan yang digunakan saat anak dewasa adalah gambaran pengalamannya melalui proses penyimpanan datanya saat usia balita.
Bersyukurlah bila kita bisa mendampingi mereka dengan berusaha memberikan yang benar.
Menjaga cara bicara, cara bersikap dan cara menginformasikan itu lebih baik dari pada kita banyak bicara tapi tidak bermutu.
Marilah teman-teman pendidik usia berusahalah benar di depan anak-anak, bukan merasa benar di depan mereka. Selamat berjuang para pendidik anak usia dini ini adalah tugas mulia jadi bersyukurlah kita yang ditakdirkan menjadi guru-guru anak-anak yang masih belia ini.
#edisisambutpagidampakdanefeknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar