sentra

Minggu, 01 Maret 2020

Kenapa Anak harus Mandiri


Pengantar

Pada dasarnya setiap individu memiliki potensi untuk bersikap mandiri. Namun terkadang sikap kemandirian tersebut tenggelam oleh sikap dan perlakuan orang dewasa yang ada di sekitar anak. Pentingnya setiap orang dewasa terutama pengasuh anak baik guru maupun orang tua untuk memahami apa dan bagaimana sikap mandiri itu tumbuh dan berkembang dalam diri anak.

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, mandiri adalah dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan perbuatan yang cenderung individual (mandiri), tanpa bantuan dan pertolongan dari orang lain. Kemandirian sangat diperlukan sebagai bekal bagi setiap anak dalam menjalankan tugas perkembangannya sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Kemandirian juga diperlukan oleh anak agar mereka mampu untuk menentukan pilihan dalam setiap keputusannya. Memahami sebuah konsekuensi atau resiko dalam setiap keputusan yang sudah dipilih.

Menurut beberapa ahli pengertian mandiri adalah :

1.        Menurut Masrun (1986: 8)
Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebututuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam berpikirdan bertindak sangat kreatif dan penuh inisiatif. Mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Anak yang mandiri secara psikologis adalah mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Kemandirian seseorang sangat menentukan bagaimana keberhasilannya di masa yang akan  datang.

2.        Menurut Brawer dalam Chabib Toha (1993:121)  
Perilaku mandiri adalah suatu kepercayaan diri sendiri, sedangkan perasaan otonomi adalah perilaku yang terdapat dalam diri seseorang, timbul karena kekuatan dan dorongan dari dalam tanpa ada pengaruh dari orang lain.

3.        Menurut kartini kartono (1985:21)
Kemandirian adalah ketika anak mampu mengatasi masalah tanpa bantuan orang lain. Anak mampu mengambil keputusan dengan segala pertimbangannya dan bertanggungjawab terhadap semua keputusan yang sudah di pilih.

4.        Menurut Bacharuddin (2008: 75)
Kemandirian adalah sebuah sikap yang terbentuk dari keadaan dimana anak mampu mengatasi rasa takut. Anak memahami kebutuhan dirinya misal kapan harus minta tolong dan kapan dia melakukan sendiri.

5.        Menurut Syamsu Yusuf (2008: 130)
kemandirian merupakan karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy personality). Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

Jadi kesimpulannya, kemandirian adalah sikap atau perilaku yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, benar dan bermanfaat. Anak berusaha melakukan segala sesuatu dengan jujur dan benar atas dorongan dirinya sendiri, mampu mengatur dirinya sesuai hak dan kewajibannya. Dapat meyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan bertanggungjawab terhadap semua keputusan yang dipilih.

 

Ciri-ciri anak mandiri

            Secara umum kemandiri bisa diukur dan dilihat dari tampilan anak dalam bertingkah laku secara fisik, emosional maupun sosial.

            Beriku beberapa tampilan atau ciri-ciri anak yang sudah mandiri :
1.        Memiliki kemampuan untuk selalu berusaha berinisiatif dalam segala hal.
2.        Memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya.
3.        Memperoleh kepuasan dari kegiatan yang dikerjakan.
4.        Memiliki kemampuan untuk mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai sebuah kesksesan.
5.        Memiliki kemampuan untuk selalu bertindak jujur dan benar sesuai hak dan kewajibannya.
6.        Memiliki keinginan untuk membantu orang lain atau melakukan tindakan yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya.
7.        Memiliki kemampuan berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap sesuatu yang dikerjakan atau diputuskannya.
8.        Tidak merasa rendah diri jika harus berbeda pendapat dengan orang lain, berani mengungkapkan pendapatnya, serta mampu menerima pendapat orang lain yang lebih benar.

Anak yang sudah memiliki sikap mandiri akan sangat menguntungkan bagi dirinya dan juga orang lain.
Ada beberapa manfaat sikap mandiri dalam kehidupan anak antara lain:
1.        Mudah dalam mengatur hidup yang sesuai keinginan dan tidak menyalahi aturan.
2.        Menumbuhkan sfat percaya diri dalam mengerjakan sesuatu.
3.        Tidak memberatkan atau menyusahkan orang lain.
4.        Menjadi pribadi yang bertanggungjawab.
5.        Mampu mencari solusi apabila menghadapi masalah.
6.        Memiliki pemikiran yang kritis.
7.        Memiliki jiwa yang inovatif.

Mandiri sejak dini

            Sejak kapan kemandirian itu mulai diterapkan? Sejak dini, itulah jawaban yang paling tepat. Sebuah pembiasaan tidak bisa terjadi tiba-tiba. Ada sebuah proses panjang dan terus menerus agar perilaku yang kita bangun terhadap anak akan menjadi sebuah budaya. Apabila sebuah pembiasaan sudah menjadi budaya maka tidak ada lagi rasa terbebani oleh sebuah tuntutan budaya setempat.

            Semakin dini pembiasaan sikap mandiri di ajarkan kepada anak, maka semakin besar kemungkinan untuk keberhasilan anak dalam tugas perkembangannya berupa tuntas kemandirian. Sejak usia dini naluri setiap anak sudah menunjukkan perilaku dasar mandiri. Misalnya, pada saat masih bayi, mereka belajar untuk tengkurap, merangkak, berdiri, dan berjalan sendiri. Dalam masa itu mereka berusaha sekuat tenaga untuk bisa walaupun sering gagal dan menangis. Hal itu merupakan perilaku adaptif sesuai dengan usia anak untuk menjadi manusia yang mandiri. Hanya saja, sering kali lingkungan kurang tanggap dan kondusif terhadap proses menuju kemandirian ini sehingga anak mendapat perlakuan yang salah.

Acap kali orang tua merasa tidak tega atau kurang sabar melihat si kecil yang berusaha menautkan tali sepatunya selama beberapa saat, namun belum juga berhasil, lalu segera membantu menyelesaikan masalah tersebut. Tanpa disadari bahwa sikap semacam ini menghentikan proses menuju kemandirian yang sedang diperjuangkan sang anak. Akibatnya, anak akan terbiasa mencari orang tuanya apabila menghadapi persoalan, dan mulai tergantung pada orang lain, untuk hal-hal yang kecil sekalipun.

Anak-anak yang tidak mandiri akan memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan kepribadiannya sendiri. Apabila hal ini tidak segera diatasi, anak akan mengalami kesulitan pada perkembangan selanjutnya. Anak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Terlebih, anak yang tidak mandiri juga akan menyusahkan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar