Masalah-masalah akibat tidak mandiri
Kemandirian pada anak sangat diperlukan, karena apabila kemandirian tidak
berkembang maka akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Ada beberapa hal yang
di timbulkan akibat anak tidak mandiri yaitu :
1. Mudah menyerah
Anak yang tidak mandiri adalah sebuah akibat dari
perlakuan orang tua atau pengasuh di sekitar anak. Anak terbiasa di manja,
segala sesuatu yang diinginkan selalu didapatkan dengan cara instan. Orang tua
abai dalam melatih kesabaran anak dan mengajarkan bahwa untuk mendapatkan semua
yang diinginkan harus ada usaha yang harus dilakukan.
Sebagai
contoh, orang tua tidak mengajarkan anak untuk menyisihkan sebagian uang
sakunya guna ditabung dan menjelaskan jika uang tabungan sudah terkumpul dalam
jumlah yang cukup, maka anak bisa membeli barang yang diinginkan. Tak hanya
itu, orang tua juga sering abai dalam hal melatih keterampilan anak.
Anak tidak terbiasa diajarkan untuk
bersabar dan terampil dalam menghadapi sebuah permasalahn. Anak-anak yang demikian, saat dewasa nanti akan menjadi pribadi-pribadi yang mudah menyerah. Ketika
dihadapkan pada suatu masalah, anak akan kesulitan untuk menemukan solusi guna
memecahkan masalah yang dihadapi. Ketidakmampuan anak dalam memecahkan masalah
mengakibatkan pengelolaan emosi yang tidak stabil. Akibat lebih lanjut, anak
mudah stres bahkan depresi.
2.
Menjadi
pribadi yang egois
Anak yang tidak mandiri tanpa disadari merupakan bentuk
‘transaksi pembelian’ kasih sayang dengan memberikan hadiah-hadiah material dan
hak istimewa oleh orang tua kepada anak.
Perlakuan orang tua yang demikian disebabkan oleh rasa
bersalah orang tua. Mereka yang merasa tidak mampu menyediakan waktu bersama anak karena kesibukannya sering kali ditebus
dengan memberikan hadiah-hadiah menarik yang sebenarnya tidak dibutuhkan anak.
Selain
itu, kemarahan dan kenakalan anak juga dianggap sebagai hal wajar sehingga
tidak perlu adanya nasihat untuk memperbaiki sikap dan kedisiplinan. Akibat dari perlakuan ini orang tua dengan tanpa disadari
sudah membentuk anaknya menjadi pribadi yang egois, karena selalu
‘dimenangkan’ saat melakukan kesalahan.
Saat mereka beranjak dewasa anak
tidak tahu bahwa setiap kesalahan yang dilakukannya di masa kecil berpotensi
menimbulkan konflik di saat ia dewasa. Egoisme yang telah terbentuk sedari
kecil menjadikannya sebagai orang yang keras kepala, sulit berbagi, mau menang
sendiri, dan tidak mau mendengarkan orang lain. Orang dengan karakter demikian
tentu akan sulit beradaptasi dengan lingkungan baru yang dimasukinya.
3.
Mengalami
bulliying
Anak yang tidak mandiri terkadang tidak memiliki
keberanian untuk melakukan sebuah perlawanan. Bulliying sering terjadai pada
anak-anak yang tidak mandiri. Mereka tidak memiliki keterampilan dalam
mengatasi masalah atau menghindari perlakuan-perlakuan yang seharusnya tidak
pantas dia terima.
4.
Kecewa
dengan kenyataan
Anak yang tidak mandiri identik dengan hidup yang serba
mudah dan nyaman. Di saat orang tua masih mampu untuk memenuhi segala
kebutuhan dan memberikan fasilitas yang diinginkan, dampak dari sikap
memanjakan ini belumlah dirasa. Namun, ketika anak beranjak dewasa, orang tua
semakin menua dan tak lagi bisa memberikan segala sesuatu yang dipinta, barulah
terasa. Di saat itulah, anak akan melihat dan menghadapi kenyataan sisi lain
dari kehidupan bahwa hidup tak hanya seperti ‘negeri dongeng’ yang serba indah
dan mudah.
Mau tidak
mau, siap atau tidak siap, anak harus menghadapi kenyataan bahwa hidup itu juga
ada pahit-pahitnya, sulit, dan juga keras. Apalagi jika ia harus berada di
lingkungan baru, di mana tak semua orang bisa memenuhi dan mengikuti
perintahnya. Apa yang bisa dilakukan? Kecewa dengan kenyataan, itulah yang akan
dirasakan oleh sang anak. Dalam kekecewaan tersebut, ia akan menyalahkan orang
tua yang dulu begitu dibanggakannya, atas ketiadaan bekal yang diberikan untuk
menghadapi dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar