sentra

Kamis, 05 Maret 2020

masalah kemandirian


Masalah-masalah akibat tidak mandiri

Kemandirian pada anak sangat diperlukan, karena apabila kemandirian tidak berkembang maka akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Ada beberapa hal yang di timbulkan akibat anak tidak mandiri yaitu :

1.      Mudah menyerah

Anak yang tidak mandiri adalah sebuah akibat dari perlakuan orang tua atau pengasuh di sekitar anak. Anak terbiasa di manja, segala sesuatu yang diinginkan selalu didapatkan dengan cara instan. Orang tua abai dalam melatih kesabaran anak dan mengajarkan bahwa untuk mendapatkan semua yang diinginkan harus ada usaha yang harus dilakukan.
 
Sebagai contoh, orang tua tidak mengajarkan anak untuk menyisihkan sebagian uang sakunya guna ditabung dan menjelaskan jika uang tabungan sudah terkumpul dalam jumlah yang cukup, maka anak bisa membeli barang yang diinginkan. Tak hanya itu, orang tua juga sering abai dalam hal melatih keterampilan anak. 

Anak tidak terbiasa diajarkan  untuk bersabar dan terampil dalam menghadapi sebuah permasalahn. Anak-anak yang demikian, saat dewasa nanti akan menjadi pribadi-pribadi  yang mudah menyerah. Ketika dihadapkan pada suatu masalah, anak akan kesulitan untuk menemukan solusi guna memecahkan masalah yang dihadapi. Ketidakmampuan anak dalam memecahkan masalah mengakibatkan pengelolaan emosi yang tidak stabil. Akibat lebih lanjut, anak mudah stres bahkan depresi.

2.      Menjadi pribadi yang egois

Anak yang tidak mandiri tanpa disadari merupakan bentuk ‘transaksi pembelian’ kasih sayang dengan memberikan hadiah-hadiah material dan hak istimewa oleh orang tua kepada anak. 

Perlakuan orang tua yang demikian disebabkan oleh rasa bersalah orang tua. Mereka yang merasa tidak mampu menyediakan waktu bersama anak karena kesibukannya sering kali ditebus dengan memberikan hadiah-hadiah menarik yang sebenarnya tidak dibutuhkan anak. 

Selain itu, kemarahan dan kenakalan anak juga dianggap sebagai hal wajar sehingga tidak perlu adanya nasihat untuk memperbaiki sikap dan kedisiplinan. Akibat dari perlakuan ini orang tua dengan tanpa disadari sudah membentuk anaknya menjadi pribadi yang egois, karena selalu ‘dimenangkan’ saat melakukan kesalahan.

Saat mereka beranjak dewasa anak tidak tahu bahwa setiap kesalahan yang dilakukannya di masa kecil berpotensi menimbulkan konflik di saat ia dewasa. Egoisme yang telah terbentuk sedari kecil menjadikannya sebagai orang yang keras kepala, sulit berbagi, mau menang sendiri, dan tidak mau mendengarkan orang lain. Orang dengan karakter demikian tentu akan sulit beradaptasi dengan lingkungan baru yang dimasukinya.

3.      Mengalami bulliying

Anak yang tidak mandiri terkadang tidak memiliki keberanian untuk melakukan sebuah perlawanan. Bulliying sering terjadai pada anak-anak yang tidak mandiri. Mereka tidak memiliki keterampilan dalam mengatasi masalah atau menghindari perlakuan-perlakuan yang seharusnya tidak pantas dia terima.

4.      Kecewa dengan kenyataan

Anak yang tidak mandiri identik dengan hidup yang serba mudah dan nyaman. Di saat orang tua masih mampu untuk memenuhi segala kebutuhan dan memberikan fasilitas yang diinginkan, dampak dari sikap memanjakan ini belumlah dirasa. Namun, ketika anak beranjak dewasa, orang tua semakin menua dan tak lagi bisa memberikan segala sesuatu yang dipinta, barulah terasa. Di saat itulah, anak akan melihat dan menghadapi kenyataan sisi lain dari kehidupan bahwa hidup tak hanya seperti ‘negeri dongeng’ yang serba indah dan mudah.

Mau tidak mau, siap atau tidak siap, anak harus menghadapi kenyataan bahwa hidup itu juga ada pahit-pahitnya, sulit, dan juga keras. Apalagi jika ia harus berada di lingkungan baru, di mana tak semua orang bisa memenuhi dan mengikuti perintahnya. Apa yang bisa dilakukan? Kecewa dengan kenyataan, itulah yang akan dirasakan oleh sang anak. Dalam kekecewaan tersebut, ia akan menyalahkan orang tua yang dulu begitu dibanggakannya, atas ketiadaan bekal yang diberikan untuk menghadapi dunia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar