Upaya Kemandirian di Sekolah
Setelah kita mengetahui upaya
pendampingan untuk melatih kemandirian anak di rumah atau bersama keluarga. Kali
ini kita akan melakukan upaya-upaya pendampingan latihan kemandirian di
sekolah, bagaimana peran sekolah dan apa saja yang bisa dilakukan orang-orang
yang ada di sekolah agar dapat mendukung latihan kemandirian anak.
Beberapa hal yang dilakukan
orang-orang yang ada di sekolah untuk mendukung latihan kemndirian anak anatara
lain : keteladanan, latihan dan pengamalan, pembelajarn yang menyenangkan (bernyanyi,
bercerita dan permainan), dan penghargaan
1.
Keteladanan
Sekolah menjadi tempat kedua
setelah rumah untuk membantu anak berlatih kemandirian. Semua komponen yang ada
di sekolah mulai dari program, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus
bisa bersinergi untuk memberikan teladan kepada anak untuk berlatih mandiri.
Program sekolah, semua program
sekolah memberikan dukungan, ada indikator yang berhubungan langsung dengan
program kemandirian anak misalnya anak bisa menggunakan toilet, atau anak dapat
ke toilet sendiri dan seterusnya. Program ini di buat berdasarkan visi misi
sebuah lembaga pendidikan untuk membangun anak yang mandiri sejak dini.
Tenaga pendidik, semua tenaga
pendidik dapat menjadi contoh bagi anak-anak. Guru memiliki sikap yang patut ditiru
oleh anak-anak, misalnya ketika guru dapat mengambil sendiri kertas yang ada di
loker maka tidak perlu minta tolong kepada anak-anak. Perilaku seorang guru
akan menjadi cermin utama bagaimana anak-anak bersikap, misalnya bekerja
tuntas, ketika guru terbiasa bekerja tuntas, dan melatih anak didiknya dengan
sabar agar bekerja tuntas maka anak akan semangat untuk berlatih bekerja
tuntas.
Tenaga kependidikan, di antara
tenaga kependidikan ada tukang bersih-bersih yang setiap hari dilihat oleh
anak, maka berusaha melakukan sesuatu sesuai prosedur maka itu termasuk salah
satu membantu anak dalam berlatih kemandirian. Perilaku mereka sehari-hari akan
menjadi pelajaran bagi anak. Figur-figur orang dewasa yang ada di sekolah
sangat menentukan bagaimana keteladanan di sekolah menjadi salah satu faktor
penentu keberhasilan anak belajar mandiri. Contoh lain tenaga kependidikan
dalam membantu anak berlatih mandiri adalah membuang sampah sendiri, meletakkan
piring pada bak yang disediakan dan seterusnya.
2.
Latihan dan
pengamalan
Dalam melaksanakan latihan
kemandirian di sekolah terhadap anak ada metode yang dapat diterapkan pada anak
sebagai latihan dan pengamalan yaitu learning
by doing yaitu belajar teorinya lalu mempraktekkannya. Dalam dunia
pendidikan anak usia dini ada program yang di beri istilah kegiatan ibadah
praktis. Nah, metode learning by doing dapat di terapkan untuk jenis latihan
kemandirian yang seperti ini. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
menggunakan metode learning by doing misalnya ; cara menggosok
gigi, latihan mencuci tangan yang
benar, latihan berwudhu, mengucapkan
salam ketika masuk rumah, serta beberapa
doa yang harus diamalkan
sebagai mengawali berbagai aktifitas
sehari-hari, seperti doa
hendak dan sesudah makan, doa hendak dan bangun tidur, doa masuk kamar mandi, dan doa lain yang mudah diamalkan
oleh anak-anak usia dini.
Latihan latihan ini
perlu diamalkan atau dilakukan terus menerus agar pembiasaan menjadi lekat dana
anak melakukan dengan sendirinya karena sudah terbiasa.
3.
Permainan,
bercerita dan bernyanyi
Pembelajaran atau
latihan kemandirian di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode
yang menyenangkan misalnya melalui permainan, bercerita dan bernyanyi. Terkadang
sebuah teori akan mudah di serap oleh anak melalui kegiatan yang menyenangkan
seperti bermain, bercerita dan bernyanyi. Kegiatan kemandirian yang dapat
dilakukan dengan menggunaka metode-meode tersebut misalnya senam cuci tangan,
cerita tentang anak yang mandiri atau menggunakan lagu-lagu seperti lagu aku
anak mandiri.
Guru dituntut untuk
kreatof mencariatau membuat permainan-permainan, cerita dan lagu-lagu yang
dapat membangun kemandirian anak. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar anak
dapat melakukan kegiatan kemndirian dengan senang hati.
4.
penghargaan
Peningkatan kemandirian melalui penghargaan, tidak diragukan lagi bahwa penghargaan
berupa pujian atau sanjungan
terhadap anak mempunyai
pengaruh yang sangat dominan terhadap dirinya, sehingga
hal itu akan menggerakkan
perasaan dan inderanya. Dengan demikian, seorang anak akan
bergegas meluruskan perilaku dan perbuatannya. Jiwanya akan menjadi riang
dan juga senang dengan pujian ini, kemudian
anak akan semakin aktif.
Anak di usia dini bukannya tidak mempunyai perasaan
kehormatan serta harga diri, ia menyadari bahwasanya dirinya
adalah anak kecil, akan tetapi
dalam lubuk hatinya ia tidak
menerima jika dianggap remeh dalam bentuk dan
sikap yang bagaimanapun.
Selama ia masih tumbuh berkembang maka perasaan
dihargai dan dihormati ikut
tumbuh kembang dalam dirinya. Perasaan harga
diri dan dihormati merupakan
pembawaan manusia secara fitrah, baik sebagai
anak kecil maupun sebagai
manusia dewasa, sebab sesungguhnya manusia merupakan
makhluk yang dihormati lagi
dimuliakan.
Dengan adanya penghargaan ini
diharapkan anak akan terus membangun rasa percaya dirinya. Anak yang mandiri
adalah anak yang percaya diri melakukan pekerjaannya, menyelesaikan serta
percaya diri ketika bergabung dengan teman.
Jember, 26 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar