sentra

Kamis, 26 Maret 2020

Upaya Melatih Kemandirian #2



Upaya Kemandirian di Sekolah

Setelah kita mengetahui upaya pendampingan untuk melatih kemandirian anak di rumah atau bersama keluarga. Kali ini kita akan melakukan upaya-upaya pendampingan latihan kemandirian di sekolah, bagaimana peran sekolah dan apa saja yang bisa dilakukan orang-orang yang ada di sekolah agar dapat mendukung latihan kemandirian anak.

Beberapa hal yang dilakukan orang-orang yang ada di sekolah untuk mendukung latihan kemndirian anak anatara lain : keteladanan, latihan dan pengamalan, pembelajarn yang menyenangkan (bernyanyi, bercerita dan permainan), dan penghargaan

1.        Keteladanan

Sekolah menjadi tempat kedua setelah rumah untuk membantu anak berlatih kemandirian. Semua komponen yang ada di sekolah mulai dari program, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus bisa bersinergi untuk memberikan teladan kepada anak untuk berlatih mandiri.

Program sekolah, semua program sekolah memberikan dukungan, ada indikator yang berhubungan langsung dengan program kemandirian anak misalnya anak bisa menggunakan toilet, atau anak dapat ke toilet sendiri dan seterusnya. Program ini di buat berdasarkan visi misi sebuah lembaga pendidikan untuk membangun anak yang mandiri sejak dini.

Tenaga pendidik, semua tenaga pendidik dapat menjadi contoh bagi anak-anak. Guru memiliki sikap yang patut ditiru oleh anak-anak, misalnya ketika guru dapat mengambil sendiri kertas yang ada di loker maka tidak perlu minta tolong kepada anak-anak. Perilaku seorang guru akan menjadi cermin utama bagaimana anak-anak bersikap, misalnya bekerja tuntas, ketika guru terbiasa bekerja tuntas, dan melatih anak didiknya dengan sabar agar bekerja tuntas maka anak akan semangat untuk berlatih bekerja tuntas.

Tenaga kependidikan, di antara tenaga kependidikan ada tukang bersih-bersih yang setiap hari dilihat oleh anak, maka berusaha melakukan sesuatu sesuai prosedur maka itu termasuk salah satu membantu anak dalam berlatih kemandirian. Perilaku mereka sehari-hari akan menjadi pelajaran bagi anak. Figur-figur orang dewasa yang ada di sekolah sangat menentukan bagaimana keteladanan di sekolah menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan anak belajar mandiri. Contoh lain tenaga kependidikan dalam membantu anak berlatih mandiri adalah membuang sampah sendiri, meletakkan piring pada bak yang disediakan dan seterusnya.

2.        Latihan dan pengamalan

Dalam melaksanakan latihan kemandirian di sekolah terhadap anak ada metode yang dapat diterapkan pada anak sebagai latihan dan pengamalan yaitu learning by doing yaitu belajar teorinya lalu mempraktekkannya. Dalam dunia pendidikan anak usia dini ada program yang di beri istilah kegiatan ibadah praktis. Nah, metode learning by doing dapat di terapkan untuk jenis latihan kemandirian yang seperti ini. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan menggunakan metode learning by doing misalnya ; cara menggosok gigi, latihan mencuci tangan yang benar, latihan berwudhu, mengucapkan salam ketika masuk rumah, serta beberapa doa yang harus diamalkan sebagai mengawali berbagai aktifitas sehari-hari, seperti doa hendak dan sesudah makan, doa hendak dan bangun tidur, doa masuk kamar mandi, dan doa lain yang mudah diamalkan oleh anak-anak usia dini.

Latihan latihan ini perlu diamalkan atau dilakukan terus menerus agar pembiasaan menjadi lekat dana anak melakukan dengan sendirinya karena sudah terbiasa.

3.        Permainan, bercerita dan bernyanyi

Pembelajaran atau latihan kemandirian di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode yang menyenangkan misalnya melalui permainan, bercerita dan bernyanyi. Terkadang sebuah teori akan mudah di serap oleh anak melalui kegiatan yang menyenangkan seperti bermain, bercerita dan bernyanyi. Kegiatan kemandirian yang dapat dilakukan dengan menggunaka metode-meode tersebut misalnya senam cuci tangan, cerita tentang anak yang mandiri atau menggunakan lagu-lagu seperti lagu aku anak mandiri.

Guru dituntut untuk kreatof mencariatau membuat permainan-permainan, cerita dan lagu-lagu yang dapat membangun kemandirian anak. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar anak dapat melakukan kegiatan kemndirian dengan senang hati.

4.        penghargaan

Peningkatan kemandirian melalui penghargaan, tidak diragukan lagi bahwa penghargaan berupa pujian atau sanjungan terhadap anak mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap dirinya, sehingga hal itu akan menggerakkan perasaan dan inderanya. Dengan demikian, seorang anak akan bergegas meluruskan perilaku dan perbuatannya. Jiwanya akan menjadi riang dan juga senang dengan pujian ini, kemudian anak akan semakin aktif.

Anak di usia dini bukannya tidak mempunyai perasaan kehormatan serta harga diri, ia menyadari bahwasanya dirinya adalah anak kecil, akan tetapi dalam lubuk hatinya ia tidak menerima jika dianggap remeh dalam bentuk dan sikap yang bagaimanapun. Selama ia masih tumbuh berkembang maka perasaan dihargai dan dihormati ikut tumbuh kembang dalam dirinya. Perasaan harga diri dan dihormati merupakan pembawaan manusia secara fitrah, baik sebagai anak kecil maupun sebagai manusia dewasa, sebab sesungguhnya manusia merupakan makhluk yang dihormati lagi dimuliakan.

Dengan adanya penghargaan ini diharapkan anak akan terus membangun rasa percaya dirinya. Anak yang mandiri adalah anak yang percaya diri melakukan pekerjaannya, menyelesaikan serta percaya diri ketika bergabung dengan teman.


Jember, 26 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar