sentra

Jumat, 27 Maret 2020

Upaya Melatih Kemandirian #3

Upaya melatih Kemandirian Melalui Lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar bagi anak adalah tempat di mana anak dapat melakukan aktifitas sosialnya seperti : bermain, berkumpul, bersenda gurau dll. Lingkungan yang kondusif akan sangat membantu anak untuk membangun kemandiriannya. Dari lingkungan anak belajar tentang banyak hal, misalnya bagaimana cara bersikap terhadap teman, cara bersikap dengan lingkungan dan bagaimana mereka mengatasi konflik.

Contoh-contoh kemandirian yang di dapat anak dari lngkungan sekitanya adalah sebagai berikut :
1.      Cara bersikap terhadap teman
Anak berada dalam lingkungan akan bergabung dengan berbagai karakter anak. Setiap anak memiliki cara sendiri dalam melakukan interaksi sosial. Kemandirian menjadi penentu bagaimana anak akan mengembangkan interaksi sosialnya. Interaksi sosial menjadi salah satu pendukung bagaimana kemandirian anak akan berkembang atau malah mengalami kemunduran.

Contoh perilaku kemandirian yang ditunjukkan anak dalam membangun hubungan dengan teman.
Anak yang mandiri sudah dapat memutuskan sendiri pilihan mainnya serta bertanggungjawab terhadap pilihannya, dapat menerima semua konsekuensinya.
Anak yang mandiri akan menemukan alternatif main, apabila kondisi main yang diinginkan tidak sesuai.

Perilaku-perilaku kemandirian yang dapat diterapkan anak ketika bermain bersama teman akan berkembang saat anak mengalami kendala. Begitu juga sebaliknya ada kemungkinan anak akan mengalami kemunduran, hal ini disebabkan adanya tekanan kondisi sosial yang tidak diinginkan oleh anak, sehingga anak akan merasa tidak berdaya. Kindisi seperti inilah yang terkadang memungkinkan anak mengalami kasus bulliying.

Apabila anak mengalami hal yang demikian maka rumah tetap menjadi tempat rujukan terakhir yang akan memberikan gambaran kepada anak bahwa mereka mampu menghadapi dan mengatasi perilaku-perilaku teman yang tidak menyenangkan tersebut.

2.      Cara bersikap terhadap lingkungan

Lingkungan sosial memerlukan sebuah penerimaan baik bagi anak maupun bagi lingkungan itu sendiri. Lingkungan tidak selalu sesuai dengan kondisi anak-anak kita, oleh karena itu tugas orang memberikan bekal kepada anak bagaimana dia harus bersikap pada setiap lingkungan yang mungkin tidak sesuai harapannya.

Penyesuaian terhadap lingkungan juga di pengaruhi oleh kondisi orang tua yang memiliki pekerjaan yang sering berpindah-pindah tempat. Anak mau tidak mau harus terus belajar bagaimana menyesuaikan terhadap lingkungan-lingkungan yang baru.

Contoh sikap mandiri ketika menghadapi lingkungan yang berbeda-beda :
Anak yang mandiri, akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan apapun.
Dia akan percaya diri bergaul dengan siapapun. Anak yang mandiri tidak mudah terpengaruh dengan situasi yang terkadang tidak seharusnya diterima anak.

Bekal orang tua berupa kesiapan anak menerima setiap perubahan, menyampaikan kepada anak bahwa kita sekali waktu perlu bertahan atau mungkin mempertimbangkan apakah situasi tersebut cocok untuk dirinya.

3.      Mengatasi konflik

Setiap anak terutama anak usia dini, akan sering menemui situasi yang dihadapkan pada sebuah konflik. Ketika anak dapat mengatasi konflik maka saat itu mereka behasil membangun sati sikap pengelolaan emosi.

Perkembangan emosi seseorang salah satunya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Tekanan yang mereka terima akan menentukan bagaimana cara anak bersikap. Kasus bulliying sering terjadi karena anak tidak siap menghadapi tekanan sosial.

Contoh sikap mandiri ketika anak menghadapi konflik :
Anak yang mandiri akan berusaha menyelesaikan konflik dengan bahasa atau komunikasi.
Anak yang mandiri, dapat bertanggungjawab terhadap akibat dari sebuah perilaku.
Anak yang mandiri, akan menyampaikan perasaannya secara verbal misalnya “aku tidak suka dipukul, karena sakit” atau “aku marah karena kamu memukulku” atau “aku minta maaf , tidak sengaja memukulmu” dst.

Bekal yang dapat diberikan orang tua kepada anak dalam menghadapi sebuah konflik adalah ajak anak selalu bertanggungjawab, berkata jujur dan berani mengakui kesalahan. Sikap-sikap seprti ini bisa berkembang bila selalu dikuatkan namun bisa mundur apabila sikap kita yang tidak memberikan dukungan kepada anak. Yang sering terjadi apabila anak mengalami konflik orang tua semakin memperparah keadaan, seharusnya orang tua memberikan dukungan-dukungan sebagaimana tersebut di atas.

Setiap upaya memberikan dukungan ataupun latihan kemandirian sekali lagi kita harus patuh pada prinsip yaitu konsisten, bersabar dan berulang-ulang. Kesuksesan anak dalam berlatih kemandirian tidak bisa kita lihat saat ini akan tetapi pada waktunya ketika mereka dewasa akan terlihat, apakah laitah kemandirian yang sudah mereka jalani berhasil atau tidak.

salam literasi
jember, 27 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar