Lingkungan sekitar bagi anak
adalah tempat di mana anak dapat melakukan aktifitas sosialnya seperti :
bermain, berkumpul, bersenda gurau dll. Lingkungan yang kondusif akan sangat
membantu anak untuk membangun kemandiriannya. Dari lingkungan anak belajar
tentang banyak hal, misalnya bagaimana cara bersikap terhadap teman, cara
bersikap dengan lingkungan dan bagaimana mereka mengatasi konflik.
Contoh-contoh kemandirian yang
di dapat anak dari lngkungan sekitanya adalah sebagai berikut :
1.
Cara bersikap
terhadap teman
Anak berada dalam lingkungan
akan bergabung dengan berbagai karakter anak. Setiap anak memiliki cara sendiri
dalam melakukan interaksi sosial. Kemandirian menjadi penentu bagaimana anak
akan mengembangkan interaksi sosialnya. Interaksi sosial menjadi salah satu
pendukung bagaimana kemandirian anak akan berkembang atau malah mengalami
kemunduran.
Contoh perilaku kemandirian
yang ditunjukkan anak dalam membangun hubungan dengan teman.
Anak yang mandiri sudah dapat
memutuskan sendiri pilihan mainnya serta bertanggungjawab terhadap pilihannya,
dapat menerima semua konsekuensinya.
Anak yang mandiri akan
menemukan alternatif main, apabila kondisi main yang diinginkan tidak sesuai.
Perilaku-perilaku kemandirian
yang dapat diterapkan anak ketika bermain bersama teman akan berkembang saat
anak mengalami kendala. Begitu juga sebaliknya ada kemungkinan anak akan
mengalami kemunduran, hal ini disebabkan adanya tekanan kondisi sosial yang
tidak diinginkan oleh anak, sehingga anak akan merasa tidak berdaya. Kindisi seperti
inilah yang terkadang memungkinkan anak mengalami kasus bulliying.
Apabila anak mengalami hal
yang demikian maka rumah tetap menjadi tempat rujukan terakhir yang akan
memberikan gambaran kepada anak bahwa mereka mampu menghadapi dan mengatasi
perilaku-perilaku teman yang tidak menyenangkan tersebut.
2.
Cara bersikap
terhadap lingkungan
Lingkungan sosial memerlukan
sebuah penerimaan baik bagi anak maupun bagi lingkungan itu sendiri. Lingkungan
tidak selalu sesuai dengan kondisi anak-anak kita, oleh karena itu tugas orang
memberikan bekal kepada anak bagaimana dia harus bersikap pada setiap
lingkungan yang mungkin tidak sesuai harapannya.
Penyesuaian terhadap
lingkungan juga di pengaruhi oleh kondisi orang tua yang memiliki pekerjaan
yang sering berpindah-pindah tempat. Anak mau tidak mau harus terus belajar
bagaimana menyesuaikan terhadap lingkungan-lingkungan yang baru.
Contoh sikap mandiri ketika
menghadapi lingkungan yang berbeda-beda :
Anak yang mandiri, akan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan apapun.
Dia akan percaya diri bergaul
dengan siapapun. Anak yang mandiri tidak mudah terpengaruh dengan situasi yang
terkadang tidak seharusnya diterima anak.
Bekal orang tua berupa
kesiapan anak menerima setiap perubahan, menyampaikan kepada anak bahwa kita
sekali waktu perlu bertahan atau mungkin mempertimbangkan apakah situasi
tersebut cocok untuk dirinya.
3.
Mengatasi konflik
Setiap anak terutama anak usia
dini, akan sering menemui situasi yang dihadapkan pada sebuah konflik. Ketika anak
dapat mengatasi konflik maka saat itu mereka behasil membangun sati sikap
pengelolaan emosi.
Perkembangan emosi seseorang
salah satunya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Tekanan yang mereka terima
akan menentukan bagaimana cara anak bersikap. Kasus bulliying sering terjadi karena
anak tidak siap menghadapi tekanan sosial.
Contoh sikap mandiri ketika
anak menghadapi konflik :
Anak yang mandiri akan berusaha
menyelesaikan konflik dengan bahasa atau komunikasi.
Anak yang mandiri, dapat
bertanggungjawab terhadap akibat dari sebuah perilaku.
Anak yang mandiri, akan
menyampaikan perasaannya secara verbal misalnya “aku tidak suka dipukul, karena
sakit” atau “aku marah karena kamu memukulku” atau “aku minta maaf , tidak
sengaja memukulmu” dst.
Bekal yang dapat diberikan
orang tua kepada anak dalam menghadapi sebuah konflik adalah ajak anak selalu
bertanggungjawab, berkata jujur dan berani mengakui kesalahan. Sikap-sikap
seprti ini bisa berkembang bila selalu dikuatkan namun bisa mundur apabila
sikap kita yang tidak memberikan dukungan kepada anak. Yang sering terjadi
apabila anak mengalami konflik orang tua semakin memperparah keadaan,
seharusnya orang tua memberikan dukungan-dukungan sebagaimana tersebut di atas.
Setiap upaya memberikan dukungan ataupun latihan kemandirian sekali lagi
kita harus patuh pada prinsip yaitu konsisten, bersabar dan berulang-ulang. Kesuksesan
anak dalam berlatih kemandirian tidak bisa kita lihat saat ini akan tetapi pada
waktunya ketika mereka dewasa akan terlihat, apakah laitah kemandirian yang
sudah mereka jalani berhasil atau tidak.
salam literasi
jember, 27 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar